23 August 2019


MENGOBATI LUKA HATI


Luka hati sangatlah berbeda dengan luka badan, sakit hati berbeda pula dengan sakit badan. Orang yang luka hatinya akan berimbas kepada badannya, sementara yang luka badanya belum tentu berimbas pada hatinya.
Orang yang mati karena sakit hatinya lebih banyak dibandingkan dengan orang yang sakit badannya. Banyak para medis yang bisa mengobati penyakit badan sementara sedikit sekali yang bisa mengobati luka yang ada dalam hati. Faktapun membuktikan bahwa lebih banyak orang yang mengidap penyakit hati daripada penyakit badan tapi jarang sekali yang mendapatkan solusinya.
Sesungguhna di dalam jasad ada daging sekepal, bila daging sekepal itu baik, baik pula jasadnya. Dan bila daging sekepal itu rusak, rusak pula jasadnya,“Ingatlah bahwa itu adalah hati.”
(Hadist:Bukhari)
Banyak orang yang tidak peduli pada keadaan hatinya sendiri, padahal hati adalah sentral seluruh anggota jasadnya. Janganlah sampai segala kesibukan jasmani menutupi keadaan hati yang memerlukan perhatian secara khusus.
Kesibukan jasmani diumpamakan laut yang ombaknya besar, ketika melihatnya kita sangat takut yang akhirnya lupa dengan laut itu sendiri.
              Dalam waktu 24 jam  jasad kita sangat sibuk melakukan aktivitas, ibarat lautan yang ombaknya besar, “maka diamkanlah laut itu agar menjadi tenang. Setelah tenang, menyelamlah! maka akan terlihat dengan jelas ada apa di dalamnya. Banyak sekali orang di luar agama kita yang bertapa atau semedi untuk mencari ketenangan jiwa padahal orang muslim mempunyai waktu istimewa yang telah ditentukan oleh Allah swt. yaitu di sepertiga malam, maka di situlah seorang hamba  tahajjud berserah diri dan berdzikir kemudian mengakui segala kelemahan dan segala keterbatasan di hadapan Allah swt. agar segala masalah menjadi ringan dengan pertolonganNya, katakanlah:
Tidak ada daya dan upaya, tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Agung.”
Menangislah saat itu! karena air mata pada waktu itu sangat berharga dari apa pun karena Allah swt. sangat menyukainya.
Kepasrahan dan dzikir adalah obat yang sangat efektif untuk menyembuhkan hati yang luka, galau, dan gundah gulana. Mendekatlah kepada Allah dengan penuh kerendahan serta hina dina dihadapanNya.
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
(QS. Ar-Rad : 28)
Janganlah salah obat dalam menyembuhkan suatu penyakit. Ibarat mengobati sakit perut dengan obat sakit kepala, tentu saja tidak akan sembuh. Obat hati bukanlah uang, intan  permata, rumah mewah, mobil mewah, atau jabatan tinggi, karena ia bukan sebangsa kasar, tetapi ia sebangsa halus yang obatnya halus pula. Para ulama berkata : Orang yang sukses adalah yang telah tenang hatinya, untuk menenangkan hati membutuhkan modal yang besar yaitu keikhlasan dan kepasrahan kepada Allah swt..
Tidaklah duduk suatu kaum sambil berdzikir kepada Allah, kecuali para malaikat akan mengerumuni mereka, dan mereka akan dinaungi rahmat, dan akan diturunkanya ke atas mereka ketenangan jiwa, dan Allah swt. membangga-banggakan mereka di depan majelisNya.
(HR. Ibnu Abi Syibah, Ahmad, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi)
Suatu tanda hati seseorang telah sehat, ia suka melihat kebaikan dan melakukan kebaikan. Dia juga akan merasa bahagia tatkala melihat orang lain berbahagia. Sementara orang yang ada penyakit dalam hatinya, ia akan merasa iri dan marah tatkala orang lain mendapat kebahagiaan serta berputus asa pada dirinya.
Di samping sebagai obat resah dan gelisah, dzikir mempunyai pahala yang sangat besar di sisi Allah swt..
Dari Abdullah bin Abbas ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Jika seseorang dari kamu tidak mampu beramal pada malam hari, tidak dapat membelanjakan hartanya di jalan Allah karena bakhil, dan tidak dapat berjuang di jalan Allah karena penakut, maka hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah.”
(HR. Thabrani, Baihaqi, dan al Bazar)
Dengan demikian dzikir merupakan kunci kebahagiaan dari dunia sampai akhirat. Orang yang banyak dzikir akan sejahtera hidupnya, tentram hatinya, stabil mentalnya, sehat badannya, serta tentram hidupnya karena terkontrol oleh hatinya itu. Mereka ada dalam perlindungan Allah seperti masuk ke dalam bentengNya.
Mendampingi Rasulullah saw. bukanlah perkara mudah karena setiap Nabi telah dibekali dengan mukjizat, tetapi para sahabat telah diberi kekuatan oleh Allah karena mereka selalu berdzikir kepadaNya. Demikian pula dengan orang yang beriman, mereka lebih berani menghadapi hidup dan segala masalahnya, karena mereka selalu ditolong oleh Allah swt. karena kedekatannya dengan Dia.
karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
(QS. Al-Baqarah : 152)
Orang yang banyak berdzikir kepada Allah serta banyak membaca Al-Qur’an, akan banyak merasakan limpahan rahmat dan ampunan dari Allah swt., sebaliknya orang yang melupakan Allah dan jauh dari Al-Qur’an akan dilupakanNya pula.
Orang yang banyak mengingat Allah adalah kekasihNya, maka layak mendapat pertolonganNya. Dan mereka yang tidak mengingatNya (melupakanNya) bukan siapa-siapaNya Allah, maka jangan harap mendapat perhatianNya.
Resep penyakit jasad ada di dokter sedangkan resep penyakit hati ada pada Allah (Al-Qur’an).
Ketika Rasulullah saw. menjenguk seorang sahabat yang sedang sakit beliau bertanya: Apakah kamu yakin akan sembuh? Sahabat itu menjawab, saya yakin akan sembuh, dan sembuhlah sahabat itu.
(Al-Hadist)


SHARE THIS

Author:

Hasanatul Qolbi adalah nama web/blog yang dikelola oleh Ustadz Rodin Syamsudin. Rodin Syamsudin atau lebih dikenal dengan Nama Ustadz Rodin adalah seorang pendakwah, seorang wiraswasta dan penulis buku di jalan SMPN 1 terusan jalan manglayang regensi Cileunyi. Saat ini Ustadz Rodin aktif sebagai Pembina Pondok Pesantren Al Hikmah Kp. Cimanglid Desa Padamulya Kec. Pasirwangi Kab. Garut, Jawa Barat.

0 comments: