15 August 2019

MENANGIS KARENA PUTUS ASA



Orang yang menangis karena putus asa sangat dibenci oleh Allah swt. karena putus asa bukanlah sikap seorang muslim.
 Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir
(QS. Yusuf : 87)
Orang mukmin adalah orang yang kuat, tabah, dan tegar, serta sanggup menghadapi situasi dan kondisi apapun. Mereka adalah pilihan Allah yang selalu siap menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. Segala sesuatu yang sulit dijadikannya sebagai pelajaran yang berharga dan dijadikan sebagai kunci jawaban untuk masalah-masalah baru yang akan datang. “ Hidup adalah belajar, tidak ada seorangpun yang sudah paham dan pintar dalam masalah hidup.”
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.....
(QS. Al-Mulk : 2)
Derajat serta kemuliaan akan disandang setelah menyelesaikan tahapan-tahapan ujian yang diterima. Ujian tergantung kadar keimanan seseorang. Bila imannya kuat, kuat pula ujiannya, bila imannya rendah, rendah pula ujiannya. “ Jadilah yang terbaik di antara yang diuji, bawalah penghargaan itu dan duduklah di kursi kehormatan sebagai kekasih Allah.”
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(QS. Yunus : 62)
Banyak orang yang tidak paham, ia akan putus asa serta menangis ketika diuji, padahal Allah akan memberikan derajat yang tinggi serta kemuliaan dari sisi-Nya. Ujian setiap orang berbeda-beda, bisa saja dalam bentuk penyakit, kerugian, kehilangan, fitnah, harta, tha’at, nikmat, maksiat, wanita, jabatan, dll.
Orang yang mengerti ujian akan menerima dan merahasiakannya dari makhluk karena ia sedang berhadapan dengan tugas dari yang Maha mulia.
Nabi Yusuf as. didera dengan berbagai ujian, mulai dari semua saudaranya membencinya kecuali Bunyamin, dibuang ke hutan, dimasukan ke sumur tua, kemudian dijual dijadikan budak, difitnah telah melakukan zina dengan wanita bangsawan, lalu dipenjara dalam waktu yang lama. Tetapi dia tidak putus asa dan tidak menangis, dia selesaikan seluruh rangkain ujian yang diberikan Allah dengan mulus, maka Yusuf berdoa :
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.
(QS. Yusuf : 101)
Allah swt. membalas semua ujian yang diberikan kepada nabi Yusuf as. dengan menganugerahkan kerajaan yang besar sebagai penghormatan atas ketabahan, kesabaran, keimanan, serta keikhlasannya ketika menerima berbagai ujian.
“Besarnya pahala yang diterima tergantung seberapa kuat ujian yang diberikan,” oleh karena itu jangan buruk sangka kepada Allah swt. justru harus berbaik sangka karena Allah sedang menumpahkan kasih sayangnya kepada seorang hamba yang sedang dikasihiNya. Orang yang diuji adalah orang yang dipersiapkan untuk menerima kursi kehormatan, bisa saja ujian itu berupa kegagalan, kesengsaraan, atau penyakit.

Nabi Ayyub as. diuji dengan penyakit kulit yang sangat ganas, sehingga orang-orang yang ada di sampingnya bahkan istrinya sendiri meninggalkannya tetapi dia tetap tabah dan kuat tak bergeming. Ujian penyakit yang dideritanya dijadikan sebagai media untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt...
Ayyub, ketika berdoa kepada Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha penyayang di antara semua penyayang".
(QS. Al-Anbiya : 83)
Nabi Ayyub as. terus berbaik sangka kepada Allah dan inilah yang membuka lebih luas lagi pintu rahmat-Nya. Setelah terkumpulkan pahala sebanyak-banyaknya maka Allah swt. berfirman :
Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
(QS. Al-Anbiya : 84)
Allah swt. memperkenankan doanya dan memerintahkan agar dia menghentakkan kakinya ke bumi. Nabi Ayyub mentaati perintah itu maka keluarlah air dari bekas kakinya atas petunjuk Allah, nabi Ayyub pun mandi dan minum dari air itu, sehingga sembuhlah dia dari penyakitnya.
Pada suatu ketika nabi Ayyub teringat akan sumpahnya, bahwa dia akan memukul istrinya bilamana sakitnya sembuh disebabkan istrinya pernah lalai mengurusinya sewaktu dia masih sakit. Akan tetapi timbul dalam hatinya rasa iba dan sayang sehingga dia tidak dapat memenuhi sumpahnya. Oleh sebab itu turunlah perintah Allah swt. :
dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)
  (QS. Sad : 44)

Dari Abu Huraiarah ra. ia berkata : Rasulullah saw, bersabda : Andai saja orang kafir mengetahui rahmat yang dikaruniakan dari Allah pasti tidak ada seorangpun yang berputus asa dari rahmat-Nya.
 (HR. Muslim)
Perbedaan orang mukmin dan orang kafir di antaranya mudah putus asa dan penakut. Adapun orang mukmin memiliki kesabaran, ketabahan, dan berani dalam menegakan kebenaran serta berani menghadapi hidup.
Orang yang mudah putus asa adalah mereka yang mudah melupakan peringatan, suka nekad, sedikit berpikir, tergesa-gesa dalam bertindak, menganggap enteng setiap masalah, dan mudah membuat janji.
Orang yang mudah putus asa akan mudah pula terjebak dalam kesenangan, hura-hura, dan cepat terbawa dengan suasana lingkungan serta keadaan yang tak pasti (yang penting mereka happy), dengan tidak memperhitungkan untung atau ruginya (asalkan nikmat walaupun sesaat). Tetapi ketika berhadapan dengan hukum negara atau hukum lingkungan, ia marah-marah dan menyalahkan orang lain, ia merasa dirinya benar dan pihak yang dirugikan yang akhirnya berputus asa.
Orang yang putus asa seperti orang mati, laksana jasad tak bernyawa, semangat hidupnya hilang, merasa dirinya tidak berarti. Nikmat yang dia terima seakan-akan debu yang telah tersapu angin, semua orang serasa membencinya. Tetapi bila mendapat kesenangan lupa diri dan sombong, semua yang didapat seperti hasil kepintaran dirinya sendiri dan bukan pemberian dari Allah swt..
Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa
(QS. Al-Isra : 83)
Orang yang putus asa selalu berpikir negatif, ia menyangka Allah swt. tidak memperdulikannya, ia jatuh ke dalam prasangka jahat, ia anggap semua orang adalah lawan bukan kawan, semua adalah saingan yang harus dikalahkan. Karena dirinya merasa bahwa setiap orang adalah lawan maka ia tak segan-segan melakukan kejahatan, ia merasa puas hatinya bila menyaksikan orang lain rugi, dsb. Dan inilah kerugian yang menyesatkan bagi dirinya.   
Ibrahim berkata : Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat
(QS. Al-Hijr : 56)
Selain itu orang yang mudah putus asa mempunyai sifat yang rapuh mudah berubah dengan keadaan, cenderung ingin serba enak tanpa ada usaha. Tidak ada rasa syukur ketika mendapat nikmat karena yang jadi sumber kebahagiaannya adalah segala yang dia dapatkan (barangnya), dan bukan yang memberinya (Allah). Ketika mendapat kerugian dan kesusahan dia marah-marah serta bersumpah serapah padahal yang dia rasakan akibat dari ulahnya sendiri.
Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.
(QS. Ar-Rum : 36)
 Orang yang mudah putus asa menganggap hidup adalah miliknya, bukan anugerah dari Allah swt.. Dia berharap mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari kehidupan yang dirasakannya. Dia bekerja keras siang dan malam tanpa menghiraukan waktu dan kesehatan badannya, hidupnya cenderung tidak teratur. Banyak harta adalah impian hidupnya, rumah megah adalah istana kerajaannya, disegani orang adalah kebesarannya. Padahal itu hanya fatamorgana karena semua takdir hanya di tangan Allah swt., Tuhan yang mempunyai semua kehendak. Manusia hanya berencana Tuhanlah yang menentukan.
 Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.
Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata: "Ini adalah hakku,...”
(QS. Fusilat : 49-50)
Dengan datangnya rasa putus asa untuk mendapatkan semua keinginannya, maka putus pula segala harapannya kepada Allah padahal semua yang diberikan kepada hamba-Nya adalah hak Allah dan bukan hak makhluk-Nya. Semua makhluk hanya mentaati perintah-Nya, menerima takdir dan keputusan-Nya.
Putus asa adalah jalan sesat menuju jurang neraka yang penghuninya orang-orang kafir dan syetan yang terkutuk. Yakinlah bahwa rahmat Allah selalu tercurah kepada orang yang beriman, Allah telah meyakinkan hamba-Nya yang takwa untuk masuk surga. Sementara hamba-Nya banyak yang ragu dengan janji-Nya, padahal nikmat yang diberikan-Nya telah banyak mereka rasakan, jiwa mereka seperti yang kering  dan gersang menunggu hujan datang agar tanah yang mati kembali subur untuk ditanam.
Dan Dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. dan Dialah yang Maha pelindung lagi Maha terpuji.
(QS. Asy-Syura : 28)
Orang yang putus asa yang tidak tersirami hujan rahmat akan mencari musim yang diarahkan oleh syetan untuk mencari penolong dari bangsanya, lalu dijerumuskan ke lembah kehinaan sesuai dengan janjinya dahulu di hadapan Allah ketika dia dikutuk dan diusir dari surga. Kemudian syetan minta ditangguhkan kematiannya sampai hari pembalasan. Oleh karena itu Allah memberi pengetahuan kepada hamba-hamba-Nya untuk tidak mendekatinya, karena akan menyesal dan putus asa sampai ke dalam kubur.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.
(QS. Al-Mumtahanah : 13)
Oleh karena itu dengarlah seruan dari yang Maha mulia, seruan yang akan membukakan pintu kegelapan yang dihuni oleh bangsa syetan menuju ke dalam cahaya nikmat keabadian.
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha pengampun lagi Maha penyayang.”                                      
 (QS. Az-Zumar : 53)
Dan lihatlah di dalam neraka dunia (lapas), kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang tidak sabar dan tidak bisa menahan diri yang akhirnya mereka jatuh ke jurang kehinaan dan keputusasaan. Dan apabila mereka tidak bertaubat kepada Allah swt. maka neraka akhirat yang lebih dahsyat telah menunggu.
Yang lebih celaka lagi orang yang telah putus asa, ketika ia mengambil jalan pintas untuk mencari kehidupan dunia agar cepat tercapai dengan instan, mereka tidak peduli menukar iman dengan harta, menukar nikmat abadi dengan nikmat sesaat yang penting segala keinginannya terpenuhi walaupun harus memuja bangsa jin (syetan).
Maka bagaimanakah murka Allah swt. kepada mereka ?
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa : 48)
Mengapa orang yang musyrik tidak akan mendapat ampunan sedikitpun ? Karena orang musyrik telah menghina Allah dengan menjadikan makhluk-Nya sebagai tandingan-Nya atau menyangka Tuhan ada dua atau ada tiga. Padahal segala yang ada di langit dan di bumi semua adalah ciptaan-Nya. Sesungguhnya Dia tidak membutuhkan apa pun dan siapa pun, semua makhluklah yang butuh kepada-Nya. Maha suci Allah swt. dari yang mereka sangkakan.
Oleh karena itu waspadalah! janganlah masuk kedalam jerat dan perangkap syetan, yaitu putus asa. Bila asa kita putus, maka secara otomatis tali jerat syetan akan menguat dan siap membelenggu jiwa dan raga manusia kemudia melemparkannya kedalam jurang kehancuran.[*]


SHARE THIS

Author:

Hasanatul Qolbi adalah nama web/blog yang dikelola oleh Ustadz Rodin Syamsudin. Rodin Syamsudin atau lebih dikenal dengan Nama Ustadz Rodin adalah seorang pendakwah, seorang wiraswasta dan penulis buku di jalan SMPN 1 terusan jalan manglayang regensi Cileunyi. Saat ini Ustadz Rodin aktif sebagai Pembina Pondok Pesantren Al Hikmah Kp. Cimanglid Desa Padamulya Kec. Pasirwangi Kab. Garut, Jawa Barat.

0 comments: