12 August 2019

TUJUH TAHAP PENCIPTAAN MANUSIA


TUJUH TAHAP  PENCIPTAAN MANUSIA

                                          
Allah swt. berfirman :
 “Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Al-Mu’min : 57)
“Apakah penciptaan kamu  yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya ?” (QS. An-Nazi’at : 27)
Allah swt. memerintahkan manusia untuk introspeksi tentang bagaimana asal kejadiannya, besar manakah antara penciptaan manusia dengan tujuh langit dan bumi walaupun pada hakikatnya penciptaan langit yang tujuh dan bumi, lebih besar dari penciptaan manusia, tetapi untuk kedua-duanya tidak ada yang sulit bagi Allah swt., tetapi agar manusia lebih mengenal kebesaran-Nya sehingga timbul rasa syukur bagi diri mereka.
Firman Allah swt. :
“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan, ‘Jadilah, lalu terjadilah’,….” (QS. Al-An’am : 73)
Pembaca, mari kita mengenal lebih jauh proses penciptaan manusia.
Firman Allah swt. :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik.” (QS. Al-Mu’minun : 12-14)
Dalam penciptaan manusia, Allah swt. tidak memerlukan saksi atau bantuan siapapun, demikian pula dengan penciptaan makhluk yang lainnya. Dia cukup dengan berkatakun fayakun” (jadi, maka jadilah ia). Jika kita hitung, menurut ayat di atas ada 7 tahapan proses penciptaan manusia mulai dari :
1)        Sulalati min thin          =   sari pati tanah
2)        Nutfah                          =   air mani
3)        Alakhah                       =   yang melekat
4)        Muzghah                      =   segumpal daging
5)        Idhaman                      =   tulang belulang
6)        Lahman                       =   daging
7)        khal khan akhara         =   bentuk yang lain

Penjelasannya sebagai berikut :
1)        Sulalati min thin (saripati tanah)
Allah swt. berfirman :
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.” (QS. Al-Mu’minun : 12)
Sangat luar biasa kuasa Allah swt., Dia menciptakan makhluk yang sempurna  (manusia) hanya dengan menggunakan bahan yang sangat sederhana yaitu dari saripati tanah.
Pada hakikatnya segala yang tumbuh di tanah berasal dari tanah. Dan Allah telah menjadikan sebagian tumbuhan dan hewan sebagai sumber makanan. Setelah dikonsumsi kemudian dengan kehendak-Nya, Allah swt. menjadikannya nutfah.

2)        Nutfah (Air mani)
Menurut para ahli, dalam kandungan nutfah (air mani) ada seratus juta sel yang dihasilkan oleh pria dewasa dalam setiap harinya. Sel-sel kelamin yang dibentuk oleh seorang pria disebut sel mani (spermatozoa). Sedangkan sel-sel yang dibentuk  oleh seorang wanita disebut sel telur (ovum). Proses pembentukan spermatozoa disebut Spermatogenesis. Sedangkan proses pembentukan ovum disebut oogenesis. Kedua proses mengawali terjadinya perkembangbiakan pada manusia.
Seorang  wanita mampu memproduksi sel telur (ovum) setelah masa puber (remaja awal) sampai dewasa sekitar usia 12 sampai 50 tahun.

3)        Alakhah (yang melekat)
 Jika sperma bertemu dengan ovum maka akan terjadi pembuahan. Pembuahan  terjadi di oviduk. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot. Zigot yang terbentuk segera diselubungi oleh selaput, kemudian menuju ke rahim. Di dalam rahim zigot menanamkan diri pada dinding rahim yang telah menebal. Zigot yang telah berada dalam rahim akan terus tumbuh dan berkembang menjadi embrio sampai dilahirkan.
Inilah yang disebut dalam Al-Qur’an “Alakhah” (yang melekat).
4)        Muzghah (segumpal daging)
Setelah pembuahan berusia satu bulan (4 minggu) maka akan terbentuk bagian kepala, jantung, dan hati, serta sistem pencernaan sebagai saluran sederhana; ada sebuah ekor yang khas; jaringan-jaringan eksra embrionik mulai muncul.
5)        Idhaman (tulang belulang)
Proses terbentuknya tulang belulang terjadi dalam usia 2 bulan (8 minggu) mulai dari telinga, mata, jari-jari, mulut, hidung, dan tumit yang merupakan bentuk-bentuk tersendiri; tulang mulai dibentuk, sistem pencernaan terbentuk; sistem saraf dan sistem sirkuler mulai berfungsi; adanya alat kelamin luar, tetapi belum dapat dibedakan jenis kelaminnya.
6)        Lahman (daging)
Pada usia 3 bulan (12 minggu) terbentuk ginjal, hati, tangan, lengan, tungkai, kaki, dan sistem pencernaan telah berkembang baik; alat kelamin luar antara pria dan wanita mulai dapat dibedakan;  paru-paru mulai jelas; adanya gerakan-gerakan kecil dari janin.
7)        Khal khan Akhara (bentuk yang lain)
Pada usia 4 bulan (16 minggu) detak jantung sudah bisa dirasakan, terbentuknya tulang-tulang di seluruh tubuh; kulit berkembang sepenuhnya; sudah dapat ditentukan jenis kelaminnya; munculnya alis, bulu mata, dan rambut kepala; gerakan janin meningkat. Sejak minggu ke 16 sampai saat kelahiran usia 9,5 bulan (38 minggu) terjadi akumulasi lemak di bawah kulit; menjelang minggu ke 22 janin mulai membuka matanya, gerakan-gerakan janin dirasakan oleh ibunya, terjadi kenaikan gerak badan yang sangat cepat; pada bulan ke-7 posisi kepala ke bawah sebagai persiapan untuk kelahiran.
Kemudian Allah berkehendak mengeluarkannya dari kandungan ibunya.
Firman Allah swt. :
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS.Al-Araf: 10)
                   Khal khan akhara artinya, Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain (berbeda). Ketika ia lahir dari rahim ibunya, paras atau rupanya tidak ada yang sama dengan manusia yang sudah ada. Oleh karena itu pada hakikatnya manusia itu satu. Coba kita lihat pada kerumunan manusia, adakah yang sama dengan kita ?  Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik.
Firman Allah swt. :
“Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!” (QS. Yaasin : 77)
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu’minun : 115)
Itulah tujuh tahap rahasia penciptaan manusia yang Maha hebat (Af-Alullah)
Banyak yang mengingkari nikmat besar ini dengan tidak mau bersyukur atas anugerah penciptaan-Nya. Padahal mereka hidup atas karunia-Nya, mereka panjang umur atas nikmat-Nya, mereka mempunyai rezeki atas pemberian-Nya, semua yang diberikan akan ditanya (dihisab) apakah yang diberikan-Nya itu sesuai dengan keinginan yang memberi-Nya atau tidak.
Firman Allah swt. :
 “Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah : 56)
Di samping manusia harus bersyukur, dia juga harus mempertahankankan kualitas sebagai makhluk yang paling baik, jangan sampai jatuh pada derajat yang paling bawah dan hina, kemuliaan yang telah diberikan oleh Allah swt. hendaknya dipelihara dan dijaga dengan sebaik-baiknya.
Seorang manusia baru bisa dikatakan menjaga kemuliaan bila dia menjadi seorang yang bertakwa, dan sebaliknya bila dia tidak bisa menjaga ketakwaan maka dia akan jatuh ke derajat yang hina.
Firman Allah swt. :
 “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan maka mereka akan mendapat pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. At-Tin : 4-8)                                                                                                                          
Ada tiga hal yang sangat penting dalam diri manusia yang harus diperhatikan dan ditafakuri sekaligus disyukuri, dan ketiga perkara ini banyak diingatkan oleh pencipta-Nya (Allah swt.)  karena menyangkut derajat serta kemuliaan manusia.
Firman Allah swt. :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl : 78)
Pendengaran, penglihatan, dan hati merupakan nikmat yang tiada bandingannya. Melalui pendengaran, kita bisa berkomunikasi dengan alam semesta yang memiliki aneka ragam suara dan lantunan alam. Pendengaran seperti sebuah chip yang mampu membedakan suara yang bersifat besar dan kecil, keras dan pelan, menggelegar dan mendayu, tegas atau berbisik. Keunikan pendengaran juga bisa membedakan jenis suara yang ada di alam semesta raya ini mulai dari suara manusia, hewan-hewan dari berbagai jenis, ataupun suara gerakan alam yang lainnya di antaranya, gemuruh angin, deburan air, atau suara halilintar sekalipun, dan semua itu tidak tertukar antara satu dengan yang lainnya. Subhanallah.
Kemudian Allah swt. telah menjadikan penglihatan yang disimpan dalam mata. Penglihatan pun seperti sebuah chip yang luar biasa aneh dan menakjubkan. Penglihatan bisa mendeteksi semua yang tampak di alam semesta ini dengan membedakan besar-kecil, bentuk-rupa, jenis-warna, kasar-lembut, panjang-pendek.
Sesungguhnya penglihatan itu tidak berbohong, yang membohongi pendengaran dan penglihatan adalah syetan. Pendengaran dan penglihatan merupakan alat perekam yang luar biasa unik, bila kita pernah mendengar suara seseorang maka secara otomatis akan tertinggal (tersimpan) dalam memori. Demikian pula dengan penglihatan, ia akan merekamnya, ketika bertemu dengan seseorang, kita tidak akan asing lagi dengan orang dan pemilik suaranya. Subhanallah.
Kemudian Allah swt. yang menciptakan hati. Hati adalah sesuatu yang sangat dekat dengan Allah swt..
Firman Allah swt. dalam hadist qudsi :
 “Barangsiapa yang mendekati aku sejengkal, aku akan mendekatinya sehasta.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Itulah keistimewaan hati, ia bisa dekat dan bisa jauh kepada Allah. Seorang hamba mendapat petunjuk lewat hati, mendapat taufik dan hidayah melalui hati. Bahkan Al-Qur’an yang agung pun diturunkan ke dalam hati.
Hati merupakan raja dari seluruh anggota badan. Dia yang memerintah dan yang memutuskan segala yang direncanakan. Orang-orang beriman selalu akan mendekatkan hatinya kepada Allah swt. supaya mendapat bimbingan dalam segala tindakan dan keputusan.
Ada dua hati yang mempunyi sifat yang sangat berbeda.
Rasulullah saw. bersabda :
 “Hati orang mukmin itu bersih, di dalamnya ada lampu yang bersinar, dan hati orang kafir itu hitam terbalik.” (HR. Ahmad dan Thabrani).
Orang mukmin yang bersinar hatinya akan mudah menerima hidayah dan taufik,  sedangkan yang hitam akan sebaliknya.
Mereka yang dianugerahi tiga perkara di atas (pendegaran, penglihatan dan hati) wajib bersyukur karena telah  diberi nikmat yang sangat besar. Tetapi bila tidak mensyukurinya, Allah telah mengancamnya.
Firman Allah swt. :
 “Katakanlah, ‘Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah Tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?’ Perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga)” (QS. Al-An’am : 46)
Betapa celakanya orang-orang yang mengingkari nikmat ini, mereka tidak memanfaatkan pemberian Allah swt. tetapi malah menjadikannya sebagai alat kedurhakaan.
Dengan demikian tiga nikmat yang besar di atas bisa dijadikan kunci untuk meraih kebahagiaan yang abadi, dan bisa menjadi kerugian yang abadi.
Firman Allah swt. :
 “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf : 179)
Tiga nikmat di atas adalah  tanda-tanda kebesaran  Allah swt. maka seharusnya digunakan untuk mengenal kebesaran Allah pula, karena tidak ada yang maha besar kecuali Allah swt..[*]





SHARE THIS

Author:

Hasanatul Qolbi adalah nama web/blog yang dikelola oleh Ustadz Rodin Syamsudin. Rodin Syamsudin atau lebih dikenal dengan Nama Ustadz Rodin adalah seorang pendakwah, seorang wiraswasta dan penulis buku di jalan SMPN 1 terusan jalan manglayang regensi Cileunyi. Saat ini Ustadz Rodin aktif sebagai Pembina Pondok Pesantren Al Hikmah Kp. Cimanglid Desa Padamulya Kec. Pasirwangi Kab. Garut, Jawa Barat.

0 comments: