TUJUH TAHAP PENCIPTAAN
MANUSIA
Allah swt. berfirman :
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih
besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (QS. Al-Mu’min : 57)
“Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah
dibangun-Nya ?” (QS. An-Nazi’at : 27)
Allah swt.
memerintahkan manusia untuk introspeksi tentang bagaimana asal kejadiannya,
besar manakah antara penciptaan manusia dengan tujuh langit dan bumi walaupun
pada hakikatnya penciptaan langit yang tujuh dan bumi, lebih besar dari
penciptaan manusia, tetapi untuk kedua-duanya tidak ada yang sulit bagi Allah
swt., tetapi agar manusia lebih mengenal kebesaran-Nya sehingga timbul rasa
syukur bagi diri mereka.
Firman Allah swt. :
“Dan Dialah yang
menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu
Dia mengatakan, ‘Jadilah, lalu terjadilah’,….” (QS. Al-An’am : 73)
Pembaca,
mari kita mengenal lebih jauh proses penciptaan manusia.
Firman Allah swt. :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan Dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta
yang paling baik.” (QS. Al-Mu’minun : 12-14)
Dalam penciptaan manusia, Allah swt. tidak memerlukan saksi
atau bantuan siapapun, demikian pula dengan penciptaan makhluk yang lainnya. Dia cukup dengan berkata “kun fayakun” (jadi, maka jadilah ia). Jika kita hitung, menurut ayat di atas
ada 7 tahapan proses penciptaan manusia mulai dari :
1)
Sulalati
min thin =
sari pati tanah
2)
Nutfah =
air mani
3)
Alakhah = yang melekat
4)
Muzghah =
segumpal daging
5)
Idhaman =
tulang belulang
6)
Lahman =
daging
7)
khal
khan akhara =
bentuk yang lain
Penjelasannya sebagai berikut :
1)
Sulalati min
thin (saripati tanah)
Allah swt. berfirman :
“Dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.” (QS. Al-Mu’minun : 12)
Sangat luar biasa kuasa Allah swt., Dia menciptakan
makhluk yang sempurna (manusia) hanya
dengan menggunakan bahan yang sangat sederhana yaitu dari saripati tanah.
Pada hakikatnya
segala yang tumbuh di tanah berasal dari tanah. Dan Allah telah menjadikan
sebagian tumbuhan dan hewan sebagai sumber makanan. Setelah dikonsumsi kemudian
dengan kehendak-Nya, Allah swt. menjadikannya nutfah.
2)
Nutfah (Air mani)
Menurut para ahli, dalam kandungan nutfah (air mani) ada seratus juta sel
yang dihasilkan oleh pria dewasa dalam setiap harinya. Sel-sel kelamin yang
dibentuk oleh seorang pria disebut sel mani (spermatozoa). Sedangkan
sel-sel yang dibentuk oleh seorang
wanita disebut sel telur (ovum). Proses pembentukan spermatozoa
disebut Spermatogenesis. Sedangkan
proses pembentukan ovum disebut oogenesis.
Kedua proses mengawali terjadinya perkembangbiakan pada manusia.
Seorang wanita mampu memproduksi sel
telur (ovum) setelah masa puber (remaja awal) sampai dewasa sekitar usia
12 sampai 50 tahun.
3)
Alakhah (yang melekat)
Jika sperma bertemu dengan ovum maka
akan terjadi pembuahan. Pembuahan
terjadi di oviduk. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot.
Zigot yang terbentuk segera diselubungi oleh selaput, kemudian menuju ke rahim.
Di dalam rahim zigot menanamkan diri pada dinding rahim yang telah menebal.
Zigot yang telah berada dalam rahim akan terus tumbuh dan berkembang menjadi
embrio sampai dilahirkan.
Inilah yang disebut dalam
Al-Qur’an “Alakhah” (yang melekat).
4)
Muzghah (segumpal daging)
Setelah pembuahan berusia satu bulan (4 minggu) maka akan
terbentuk bagian kepala, jantung, dan hati, serta sistem pencernaan sebagai
saluran sederhana; ada sebuah ekor yang khas; jaringan-jaringan eksra embrionik
mulai muncul.
5)
Idhaman (tulang
belulang)
Proses terbentuknya tulang
belulang terjadi dalam usia 2 bulan (8 minggu) mulai dari telinga, mata,
jari-jari, mulut, hidung, dan tumit yang merupakan bentuk-bentuk tersendiri; tulang
mulai dibentuk, sistem pencernaan terbentuk; sistem saraf dan sistem sirkuler
mulai berfungsi; adanya alat kelamin luar, tetapi belum dapat dibedakan jenis
kelaminnya.
6)
Lahman (daging)
Pada usia 3 bulan (12 minggu)
terbentuk ginjal, hati, tangan, lengan, tungkai, kaki, dan sistem pencernaan
telah berkembang baik; alat kelamin luar antara pria dan wanita mulai dapat
dibedakan; paru-paru mulai jelas; adanya
gerakan-gerakan kecil dari janin.
7)
Khal khan
Akhara (bentuk yang lain)
Pada usia 4 bulan (16 minggu) detak jantung sudah bisa dirasakan,
terbentuknya tulang-tulang di seluruh tubuh; kulit berkembang sepenuhnya; sudah
dapat ditentukan jenis kelaminnya; munculnya alis, bulu mata, dan rambut
kepala; gerakan janin meningkat. Sejak minggu ke 16 sampai saat kelahiran usia
9,5 bulan (38 minggu) terjadi akumulasi lemak di bawah kulit; menjelang minggu
ke 22 janin mulai membuka matanya, gerakan-gerakan janin dirasakan oleh ibunya,
terjadi kenaikan gerak badan yang sangat cepat; pada bulan ke-7 posisi kepala
ke bawah sebagai persiapan untuk kelahiran.
Kemudian Allah berkehendak mengeluarkannya dari kandungan ibunya.
Firman Allah swt. :
Sesungguhnya
Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di
muka bumi (sumber) penghidupan. Amat
sedikitlah kamu bersyukur. (QS.Al-Araf: 10)
Khal khan akhara artinya, Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain
(berbeda). Ketika ia lahir dari rahim ibunya, paras atau
rupanya tidak ada yang sama dengan manusia yang sudah ada. Oleh karena itu pada
hakikatnya manusia itu satu. Coba kita lihat pada kerumunan manusia,
adakah yang sama dengan kita ? Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik.
Firman Allah swt. :
“Dan apakah
manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka
tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!” (QS. Yaasin : 77)
“Maka apakah
kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja),
dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu’minun : 115)
Itulah tujuh
tahap rahasia penciptaan manusia yang Maha hebat (Af-Alullah)
Banyak yang mengingkari nikmat besar
ini dengan tidak mau bersyukur atas anugerah penciptaan-Nya. Padahal mereka
hidup atas karunia-Nya, mereka panjang umur atas nikmat-Nya, mereka mempunyai rezeki atas pemberian-Nya, semua yang diberikan akan ditanya (dihisab) apakah yang diberikan-Nya itu sesuai dengan keinginan yang
memberi-Nya atau tidak.
Firman Allah
swt. :
“Setelah
itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.” (QS.
Al-Baqarah : 56)
Di samping manusia harus bersyukur, dia
juga harus mempertahankankan kualitas sebagai makhluk yang paling baik, jangan
sampai jatuh pada derajat yang paling bawah dan hina, kemuliaan yang telah diberikan oleh Allah swt. hendaknya dipelihara dan dijaga
dengan sebaik-baiknya.
Seorang manusia
baru bisa dikatakan menjaga kemuliaan bila dia menjadi seorang yang bertakwa,
dan sebaliknya bila dia tidak bisa menjaga ketakwaan maka dia akan jatuh ke
derajat yang hina.
Firman Allah swt. :
“Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami
kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan maka mereka akan
mendapat pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. At-Tin :
4-8)
Ada tiga hal yang sangat penting
dalam diri manusia yang harus diperhatikan dan ditafakuri sekaligus disyukuri,
dan ketiga perkara ini banyak diingatkan oleh pencipta-Nya (Allah swt.) karena menyangkut derajat serta kemuliaan manusia.
Firman Allah swt. :
”Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.” (QS. An-Nahl : 78)
Pendengaran, penglihatan, dan hati
merupakan nikmat yang tiada bandingannya. Melalui pendengaran, kita bisa
berkomunikasi dengan alam semesta yang memiliki aneka ragam suara dan lantunan
alam. Pendengaran seperti sebuah chip yang mampu membedakan suara yang bersifat
besar dan kecil, keras dan pelan, menggelegar dan mendayu, tegas atau berbisik.
Keunikan pendengaran juga bisa membedakan jenis suara yang ada di alam semesta
raya ini mulai dari suara manusia, hewan-hewan dari berbagai jenis, ataupun
suara gerakan alam yang lainnya di antaranya, gemuruh angin, deburan
air, atau suara halilintar sekalipun, dan semua itu tidak tertukar antara satu
dengan yang lainnya. Subhanallah.
Kemudian Allah swt. telah menjadikan
penglihatan yang disimpan dalam mata. Penglihatan pun seperti sebuah chip yang
luar biasa aneh dan menakjubkan. Penglihatan bisa mendeteksi semua yang tampak
di alam semesta ini dengan membedakan besar-kecil, bentuk-rupa, jenis-warna,
kasar-lembut, panjang-pendek.
Sesungguhnya penglihatan itu tidak
berbohong, yang membohongi pendengaran dan penglihatan adalah syetan. Pendengaran dan penglihatan
merupakan alat perekam yang luar biasa unik, bila kita pernah mendengar suara
seseorang maka secara otomatis akan tertinggal (tersimpan) dalam memori.
Demikian pula dengan penglihatan, ia akan merekamnya, ketika bertemu dengan
seseorang, kita tidak akan asing lagi dengan orang dan pemilik suaranya. Subhanallah.
Kemudian Allah swt. yang menciptakan
hati. Hati adalah sesuatu yang sangat dekat dengan Allah swt..
Firman Allah swt. dalam hadist qudsi :
“Barangsiapa yang mendekati aku
sejengkal, aku akan mendekatinya sehasta.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Itulah keistimewaan hati, ia bisa dekat dan bisa jauh kepada Allah.
Seorang hamba mendapat petunjuk lewat hati, mendapat taufik dan hidayah melalui
hati. Bahkan Al-Qur’an yang agung pun diturunkan ke dalam hati.
Hati merupakan
raja dari seluruh anggota badan. Dia yang memerintah dan
yang memutuskan segala yang direncanakan. Orang-orang beriman selalu akan mendekatkan
hatinya kepada Allah swt. supaya mendapat bimbingan dalam segala tindakan dan
keputusan.
Ada dua hati
yang mempunyi sifat yang sangat berbeda.
Rasulullah
saw. bersabda :
“Hati orang mukmin itu bersih, di
dalamnya ada lampu yang bersinar, dan hati orang kafir itu hitam terbalik.”
(HR. Ahmad dan Thabrani).
Orang mukmin yang bersinar hatinya akan mudah menerima hidayah dan
taufik, sedangkan yang hitam akan
sebaliknya.
Mereka yang dianugerahi tiga perkara di atas (pendegaran, penglihatan
dan hati) wajib bersyukur karena telah
diberi nikmat yang sangat besar. Tetapi bila tidak mensyukurinya, Allah telah
mengancamnya.
Firman Allah swt. :
“Katakanlah,
‘Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta
menutup hatimu, siapakah Tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya
kepadamu?’ Perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda
kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga)” (QS. Al-An’am : 46)
Betapa celakanya orang-orang yang
mengingkari nikmat ini, mereka tidak memanfaatkan pemberian Allah swt. tetapi
malah menjadikannya sebagai alat kedurhakaan.
Dengan demikian
tiga nikmat yang besar di atas bisa dijadikan kunci untuk meraih kebahagiaan
yang abadi, dan bisa menjadi kerugian yang abadi.
Firman Allah
swt. :
“Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf :
179)
Tiga nikmat di atas adalah tanda-tanda kebesaran Allah swt. maka seharusnya digunakan untuk
mengenal kebesaran Allah pula, karena tidak ada yang maha besar kecuali Allah
swt..[*]
0 comments: