25 April 2015

Iqra ul-qalbi


Sebelumnya kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat sehat jasmani dan rohani yang telah diberikan Nya serta rahmat yang melimpah dari Nya. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW. 

Untuk artikel perdana ini kami akan membahas mengenai surah Al-Alaq, yang mana sebagai informasi bahwa surah Al-Alaq adalah kategori surah makiyah dan wahyu/surah Al-Quran pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. 

Ketika Nabi Muhammad SAW sedang berada di Gua Hira malaikat Jibril AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu, kemudian malaikat Jibril AS pun turun ke dunia dan menghampiri Nabi Muhammad SAW. Saat itu malaikat Jibril AS meminta Nabi Muhammad SAW untuk membaca, dan Beliau pun berkata “aku tidak dapat membaca!!” berkata lagi malaikat Jibril AS kepada Nabi Muhammad SAW bacalah!! dan dengan perkataan yang sama Nabi Muhammad SAW menjawab “aku tidak dapat membaca!!” hingga tiga kali malaikat Jibril AS meminta Nabi Muhammad SAW untuk membaca dan jawaban Beliau tetap sama, sehingga malaikat Jibril AS pun berkata “ikutilah.. biar aku yang menerangkan nya nanti!!”. Sungguh sesuatu yang menarik dan menjadi bahan pemikiran dari peristiwa tersebut, yang pertama terlintas dibenak kita adalah dengan keadaan/fakta bahwa Nabi Muhammad SAW tidak dapat membaca dan menulis, dan yang kedua apakah hanya objek tulisan biasa yang perlu Nabi Muhammad SAW baca pada saat itu?! yang pada dasarnya peristiwa tersebut adalah peristiwa besar dimana wahyu/surah Al-Quran yang pertama diturunkan. 

Di sini kita berusaha memahami dan mengambil hikmah atas peristiwa tersebut, kita meyakini tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah SWT, sangat mudah bagi Allah SWT untuk menjadikan Nabi Muhammad SAW untuk dapat membaca pada saat itu atau sangat mudah bagi Allah SWT untuk menjadikan Nabi Muhammad SAW terlahir dalam keadaan dapat membaca dan menulis. Lantas apa maksud tujuan Allah SWT?! Allah SWT ingin menunjukan kebesaran Nya dan ingin menegaskan bahwa Al-Quran itu adalah wahyu/kalamullah, dan Al-Quran itu murni dari Allah SWT sehingga tidak ada campur tangan manusia atau tidak dapat dibuat oleh manusia.

“am yaqulunaftarah, qul fa’tu bisuratim mislihi wad’u manistata’tum min dunillahi ing kuntum sadikin” (QS : Yunus ayat 38)
Apakah pantas mereka mengataan dia (Muhammad) yang telah membuat-buatnya? Katakanlah, “Buatlah surat yang semisal dengan (Al-Quran), dan ajaklah siapa saja di antara kamu orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”

“inna nahnu nazzalnaz-zikra wa inna lahu lahafizun” (QS : Al-Hijr ayat 9)
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan pasti kami (pula) yang memeliharanya.

Jelas dalam dua ayat tersebut menegaskan akan kemurnian dan ketinggian Al-Quran yang pada saat diturunkannya pun Nabi Muhammad SAW tidak membuat/mengubah/merekayasa ayat-ayat tersebut, dan kami tidak melihat sedikit pun cela/kekurangan pada diri Nabi Muhammad SAW hanya karena tidak dapat membaca dan menulis, justru kami berfikir keadaan itulah yang memperlihatkan kebesaran Nabi Muhammad SAW akan sifat jujur, amanah, ketulusan dan kesederhanaan beliau sehingga Al-Quran sampai kepada kita (umat akhir zaman) dalam keadaan utuh dan murni, serta Beliau telah menjalankan tugas kerasulannya dengan baik.

Untuk pembahasan kedua kami menyakini Al-Quran bukan tulisan biasa dan yang dibuat tanpa makna hakiki, Al-Quran adalah petunjuk!! sama hal nya seperti sebuah petunjuk pada umumnya tentu menunjukan kepada sesuatu hal!!.


Bila kita perhatikan kutipan surah diatas kita diperintahkan untuk membaca diiringi dengan nama Tuhan (dzikrullah), atau dengan kata lain “perhatikanlah seraya berdzikir!!”. Lantas apa yang perlu kita perhatikan?! dalam surah tersebut Allah SWT menerangkan tentang manusia, apakah badan luar ini yang perlu kita perhatikan?! Allah SWT menerangkan “alaq” (segumpal darah). Segumpal darah yang ada di dalam badan kita ini yang harus kita perhatikan, tetapi yang dimaksud bukan segumpal darah berbentuk daging (jantung) tetapi lebih kepada makna hakiki nya atau dapat dikatakan Qalbu. Qalbu inilah wadah/maqom Allah SWT mengajarkan manusia dengan perantara kalam, kalam disini secara harfiah adalah lafazh/kata-kata yang berfaedah dan secara hakiki adalah yang berkata dan yang mendengar mengerti dalam keadaan diam (tanpa kata, tanpa suara) atau sesuatu yang terbersit dalam hati kita, sehingga kita akan mengetahui/diajarkan apa yang kita tidak ketahui. Apakah tidak ingin hidup kita selalu dalam keadaan diberikan petunjuk oleh Nya? Apakah tidak ingin kita memiliki pengetahuan yang baik untuk bekal hidup kita di dunia? Apakah tidak ingin bila hidup kita berjalan dengan baik seiring dengan ketentuan Nya? 

Maka bacalah Qalbu mu!! perhatikanlah Qalbu mu!! dan berdzikirlah dengan Qalbu mu!! agar hidup mu baik dan dapat mengetahui kebesaran Tuhan mu. Karena itulah maksud tujuan Allah SWT menurunkan surah pertama yaitu Al-Alaq, karena betapa pentingnya mengetahui Qalbu ini dan dari Qalbu ini ibadah syariat kita ditentukan.

Rosulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang artinya :

“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat sekepal daging (Mudghah). Apabila sekepal daging itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila sekepal daging itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Ingatlah bahwa itu qalbu.”
-- Hadits Riwayat Al-Bukhari --


Wallahu a’lam bisawab..[hq]






SHARE THIS

Author:

Hasanatul Qolbi adalah nama web/blog yang dikelola oleh Ustadz Rodin Syamsudin. Rodin Syamsudin atau lebih dikenal dengan Nama Ustadz Rodin adalah seorang pendakwah, seorang wiraswasta dan penulis buku di jalan SMPN 1 terusan jalan manglayang regensi Cileunyi. Saat ini Ustadz Rodin aktif sebagai Pembina Pondok Pesantren Al Hikmah Kp. Cimanglid Desa Padamulya Kec. Pasirwangi Kab. Garut, Jawa Barat.

0 comments: