04 July 2019

7 RAHASIA KUN - BAB 1 KUN (Bagian 8)

7. Tujuh syarat sujud kepada Allah swt.

Dalam Al-Qur’an Nul’adzim, kurang lebih ada 49 ayat yang menerangkan masalah sujud diantaranya :
        QS. Al-Baqarah : 34, 58, dan 125
        QS. Ali-‘Imran    : 43 dan 113
        QS. An-Nisa        : 102 dan 154
    QS. Al-A’raf          : 11 - 12 , 120, dan 206
        QS. At-Taubah    : 112
        QS. Yusuf            : 4 dan 100
        QS. Ar-Ra’du      : 15
        QS. Al-Hijr          : 29, 30 – 33, dan 98
        QS. An-Nahl        : 48 – 49
        QS. Al-Isra’         : 61 dan 107
        QS. Al-Kahfi        : 50
        QS. Maryam       : 58
        QS. Toha             : 70 dan 116
        QS. Al-Hajj          : 18, 26, 77
        QS.  Al-Furqan    : 60 dan 64
        QS. Asy-Syu’ara : 46 dan 219
        QS. As-Sajdah     : 15
        QS. Shod             : 24, 72, 73, 75
        QS. Az-Zumar     : 9
        QS. Al-Fath         : 29
        QS. An-Najmu    : 62
        QS. Al-Qalam     : 42 – 43
        QS. Al-Insan        : 26
        QS. Al-Insyiqoq   : 21
        QS. Al-‘Alaq        : 19

Sujudnya makhluk kepada makhluk sangatlah berbeda dengan sujudnya makhluk kepada penciptanya, yaitu Allah swt.. Sujud makhluk kepada makhluk adalah sebagai bentuk penghormatan seperti sujudnya para Malaikat kepada Nabi Adam as. atas perintah Allah swt..
Firman Allah swt. :
“Kami katakan kepada Para Malaikat, ‘Bersujudlah kamu kepada Adam’, Maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.” 
(QS. Al-A’raf : 11)
Atau sujudnya sebelas bintang, matahari, dan bulan kepada Nabi Yusuf as..
“(ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, ‘Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.’" (QS. Yusuf : 4)
Ataupun seperti sujudnya Nabi Yakub as. dan istrinya kepada putranya, Nabi Yusuf as..
“Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) tunduk bersujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf, ‘Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; Sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. (QS. Yusuf : 100)
Sujud penghormatan tergantung bagaimana adat istiadat di suatu daerah atau Negara. Contohnya penghormatan di Negara Jepang dengan cara membungkukkan badan, sedangkan di Negara Indonesia dengan cara mengangkat tangan yang disejajarkan dengan kepala sebagai penghormatan kepada atasan atau yang dimuliakan, atau kepada lambang-lambang Negara.
Sedangkan sujud kepada Allah swt. sangtlah sakral dan di khususkan karena ada syarat dan tata caranya, waktunyapun ditentukan terutama sujud (Shalat ) yang lima waktu  yang diatur dalam Al-Qur’an dan Hadist.
Firman Allah swt: 
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa : 103)
Dalam kitab Fiqih (Safinatun-naja,) dijelaskan waktu-waktu yang wajib untuk Shalat (bersujud) kepada Allah swt. diantaranya :
1.    Waktu Dzuhur : wajib dilaksanakan ketika tergelincir matahari hingga jadinya   bayangan suatu  perkara, sama dengan  perkara tersebut, kecuali bayangan Istiwa.
2.    Awal waktu Ashar : ketika jadinya bayangan  setiap perkara, sama dengan perkara  tersebut  atau lebih sedikit. Dan akhir waktu shalat ashar yaitu terbenamnya matahari.
3.    Awal waktu shalat Magrib : setelah terbenamnya matahari, sedangkan Akhir waktu shalat Magrib setelah terbenamnya mega merah.
4.    Awal waktu Isya’ : yaitu terbenamnya mega merah, dan akhir waktu shalat Isya’, terbitnya fajar sidiq (fajar benar).
5.    Awal waktu shalat Subuh : yaitu terbitnya fajar Sidiq (fajar benar). Sedangkan Akhir waktu shalat Subuh terbitnya matahari.
Mega terbagi tiga diantaranya :
1.    Mega merah
2.    Mega kuning
3.    Mega putih
Adapun mega merah, tibanya waktu shalat magrib, sedangkan mega kuning dan mega putih tibanya waktu shalat Isya                                                                                                  Dan di Sunnahkan mengakhirkan shalat Isya’ hingga  terbenamnya mega kuning dan mega putih.
Kemudian dijelaskan bahwa syarat-syarat sujud ada tujuh, diantaranya :
1.        Diharuskan sujud dengan tujuh anggota badan
2.        Dengan dahi yang terbuka
3.      Menyentuhkan kepala
4.      Tidak diperbolehkan condong untuk selain sujud
5.      Tidak diperbolehkan sujud di atas sesuatu yang bergerak sehingga merubah sujud
6.      Diharuskan mengangkat segala sesuatu yang bawahnya terhadap yang atas dirinya
7.      Tuma’ninah (tertib, khusyu’) dalam sujud
Tujuh anggota sujud, yaitu :
1.        Dahi yang terbuka atau dahi atas
2.      Dua telapak tangan (dalam)
3.      Dua lutut (dalam)
4.      Jari-jari dua kaki
Disamping sujud dilaksanakan dalam shalat, ada pula yang dilaksanakan di luar shalat seperti sujud Tilawah, sujud Sahwi, sujud Syukur, dll.
Sujud kepada Allah swt. adalah bentuk kepasrahan dan penghambaan seseorang kepada Tuhannya sekaligus sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah hidup yang telah diberikan-Nya, dan sebagai rasa sadar yang mendalam bahwa manusia asalnya tidak ada dan akan kembali menjadi tidak ada, yaitu kembali kepada Allah swt. sebagai penciptanya.
Dengan diwajibkannya sujud menggunakan tujuh anggota badan, mengisyaratkan manusia agar mengetahui dan menyadari bahwa diri manusia telah diciptakan oleh Allah swt. melalui tujuh tahapan yang Maha hebat seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Mu’minun : 12 – 14. Ayat tersebut diakhiri dengan Maha Suci dan pencipta yang paling baik. Artinya, dalam penciptaan manusia Allah swt. tidak membutuhkan siapapun, bahkan dalam segala ciptaan-Nya Dia tidak memerlukan saksi; Apakah itu manusia, jin, Malaikat, atau makhluk yang lainnya.
Pencipta yang paling baik, maksudnya manusia adalah makhluk yang indah dalam bentuk dan rupa serta disempurnakan dengan diberikannya akal pikiran. Sedangkan manusia sebagai makhluk yang diciptakan, wajib bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya.
Dalam mendirikan shalat, ruku’ dan sujud  merupakan rukun yang sangat penting walaupun rukun-rukun yang lainnya pun penting, tetapi ruku’ dan sujud merupakan rukun yang sangat diistimewakan karena manusia dapat lebih merasa dekat kepada Allah swt. melaluinya.

 Kesempurnaan Ruku’ dan sujud merupakan kunci khusyu’ dalam shalat.
Rasulullah saw. Bersabda :
اِذَاَحْسَنَ الّرَجُالُ الّصَلَاةَ فَاَءَتَمَّ-رُكُوْعَهَا وَسُجُوْدَهَاقَالَتِ الّصَلاَةِ حَفِضَاكَ اَللهَ  كَمَا حَفِظْتَنِي ,فَتُرْفُعُ وَاِذَاسَاءَ الصَّلاةِ فَلَمْ يُتِمَّ رُكُوُعَهَا وَسُجُوْدَهَا قَا لَتِ الّصَلاَة ِضَيَعَكَ الَلهُ كَمَ ضَيَعْتنَيِ فَتُلَفُ كَمَاَ يُلَّفُ الثَوْبُ الْخَلَقْ فَيُضْرَبُ بِهَا وَجْهَهُ  {رواه الطيا لسي عن عبادة بن الصا مت }
“Apabila seseorang membaikkan shalatnya, menyempurnakan ruku’ dan sujudnya, berkatalah shalat, ‘Allah telah memelihara engkau sebagaimana engkau memelihara aku’, Maka diangkatlah shalat itu kehadirat Allah. Dan apabila seseorang memburukkan shalatnya, tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya, berkatalah shalat, ‘Allah telah menyia-nyiakan engkau, sebagaimana engkau menyia-nyiakan aku,’ Maka dibungkuslah shalat itu sebagaimana membungkusnya kain yang buruk, maka dipukulkanlah ke mukanya.” (HR. Thayalis dari ubadah bin shamit)
Banyak sekali keutamaan-keutamaan ruku’ dan sujud dalam shalat seperti yang disabdakan Rasulullah saw. :
اذَا قاَمَاا لْعَبْدِ فِى ّصَلاَ تِهِ ذُ رَ الْبِرُ عَلىَ رَاءْ سِه ِحَتّىَ يَرْ كَعْ فاَ ذَا رَكَعَ عَلَتْه ُ رَحْمَةُ ا َللهِ حَتَى يَسْجُد َوَالّسَاجِدُ يَسْجُدَ عَلىَ قَدَّ مِى ا لَلهِ تَعَا لَى فلَيَسْاءَلْ وَليْرْغَبْ (رواه سعيد بن منصور عن ابى عما ر مر سلا)
 Apabila berdiri hamba dalam shalatnya, bertambahlah kebaikan di atas kepalanya sehingga dia ruku’, maka apabila dia ruku’, naiklah akan dia rahmat Allah sehingga dia bersujud, sujudlah dia atas memperhambakan dirinya kepada Allah, maka bermohonlah dan bersuka citalah.” (HR. Said bin Maushur dari Amas mursalam)
Beruntunglah orang-orang yang mendirikan shalatnya dengan benar karena rahmat dan pahala yang besar akan diberikan kepadanya.

Untuk mencapai kesempurnaan shalat, Rasulullah saw. bersabda :
اِذَا اَقِيْمَتُ الّصَلاَةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اِقْرَا مَا تَيْسَرَ مَعَكَ مِنَ اْلقُرَاَنِ ثُمَّ ارْكَعَ حَتّيَ تَطْمَءِنَّ رَاكِعَا ثُمَّ اْرفَعْ حَتَّى تَعْتَدِ لْ قاَ ءِمَا ثُم ا سْجُدْ حَتّىَ تَطْمَيِنّ سَا جِدًا ثُمَّ ارْفَعَ حَتّىَ تَطْمَيِنَ جَا لِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتّىَ تَطْمَيِنَ سَا جِدًا ثُّم َافْعَلْ ذَلِكَ فِى صَلاَ تِكَ كُلُهَا {روه البخارى ومسلم}
 “Apabila dikerjakan shalat  maka takbirlah, kemudian bacalah apa yang mudah bagi engkau dari pada ayat Al-Qur’an, kemudian ruku’lah hingga tu’maninah ruku’nya, kemudian angkatlah kepalamu hingga I’tidal halnya berdiri lurus, kemudian sujudlah hingga tu’maninah sujudnya, kemudian angkatlah kepala hingga tu’maninah duduknya, kemudian sujudlah hingga tu’maninah sujudnya, kemudian perbuatlah akan demikian pada shalat engkau kesemuanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam mendirikan shalat, janganlah dikira-kira karena ada aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah swt. dan Rasulnya.                                                                              Selain manusia, Malaikat, dan jin, ada pula yang bersujud pagi dan petang,  yaitu bayang-bayang, dia tunduk dan taat kepada Allah swt..
Firman Allah swt. :

“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.” (QS. Ar-Ra’d : 15)
Segenap makhluk mengagungkan Allah swt. dan meMaha sucikan-Nya.
Firman Allah swt. : 
“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak diantara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Hajj : 18 )                                                                                                       Sembilan kelompok  makhluk yang disebut dalam ayat di atas adalah ciptaan Allah yang selalu bersujud kepada-Nya. Tetapi kita tidak tahu bagaimana caranya mereka bersujud diantaranya yaitu :
1.    Makhluk-makhluk  yang berada di langit, jumlahnya tidak diterangkan ada berapa, jenisnya ada berapa, dari bangsa apa, apakah menyerupai manusia atau tidak, yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan hadist hanyalah penjaga langit (Khajin) dari bangsa Malaikat yang selalu taat dan bertasbih kepada Allah swt. Semua itu adalah rahasia-Nya yang menjadi Hak Allah sendiri sebagai penguasa dan Pencipta.
2.    Makhluk-makhluk yang ada di bumi yang bersujud kepada Allah, meliputi yang ada di darat dan di laut diantaranya, manusia, jin, burung-burung, gunung, pepohonan, binatang darat,  binatang laut.
               Walaupun sama-sama sebagai penghuni planet  ini tujuh kelompok mahluk ini tidak saling mengetahui berapa jumlah masing-masing, hanya Allah swt. yang tahu berapa jumlah semuanya karena Dia penciptanya.

Firman Allah swt. :
   “Diantara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya” (QS. As-syuraa : 29).
3.    Matahari pun bersujud kepada Allah, Dia yang Maha tahu cara matahari bersujud, sedangkan yang kita tahu matahari sangat taat dalam menjalankan tugasnya, setiap pagi dia terbit kemudian setelah senja dia terbenam dalam waktu yang tepat. Tetapi banyak manusia  yang  bersujud kepada matahari, padahal dia hanya makhluk ciptaan Allah swt.. Dari dahulu banyak manusia yang menjadikan matahari sebagai Tuhan, diantaranya penduduk Negeri saba yang diperintah seorang permpuan (ratu balqis) yang kemudian ditaklukan  Nabi Sulaeman as. dan masuk Islam.
4.    Bulan dan bintang  adalah makhluk Allah yang selalu taat dan bersujud kepadaNya menurut perintah dan ketentuan-Nya. Dua makhluk ini sering dijadikan sumpah oleh Allah swt. untuk menyatakan kekuasaannya agar manusia tahu bahwa  Dialah Tuhan yang sangat perkasa dan wajib disembah, sebaliknya bukanlah bulan dan bintang yang disembah seperti pada zaman orang-orang yang dahulu, keindahan bulan dan bitang adalah tanda-tanda kekuasaan Allah swt..
5.    Ditundukan pula gunung dan pepohonan sehingga mereka bersujud kepada Allah swt. kemudian manusia ada yang hidup dan tinggal di gunung atau di kaki gunung, tetapi mereka tidak memperhatikan bahwa yang mereka tapaki dan yang mereka jadikan tempat tinggal (kampung) adalah makhluk Allah yang taat bersujud. Kemudian pepohonan yang mereka tebang dan dijadikan bahan untuk membangun rumah-rumah atau kayu bakar adalah makhluk Allah yang taat bersujud kepada-Nya. Oleh karena itu bersahabatlah dengan mereka, jagalah kelestariannya, jangan menebang pepohonan dengan sembarangan, biarkanlah gunung bersahabat (rimbun) dengan pohannya dan biarkanlah mereka bersujud kepada Allah swt..

  1. 6.    Binatang melatapun tak kalah taat bersujud kepada Allah swt. padahal mereka tidak berakal serta terbatas dalam fisik, dengan segala keterbatasan dan kelemahannya mereka tetap mengabdi dan bersujud kepada Tuhannya (Allah swt.). Mereka pun telah menerima takdirnya yaitu  dihalalkan sebagai bahan konsumsi untuk manusia, disembelih, dimasak, dan dan dimakan (kecuali yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya). Dan Allah swt. telah melarang binatang dijadikan bahan adu-aduan (adu domba, dsb.) karena mereka makhluk yang taat bersujud kepada-Nya, Allah melindungi setiap makhluk yang taat bersujud kepada-Nya dan mereka yang zalim akan diazab-Nya.
Banyak makhluk ciptaan Allah swt. yang tidak berakal tetapi mereka bersujud. Tetapi banyak manusia yang dianugerahi akal tetapi tidak mau bersujud (beribadah) kepada Allah swt. bahkan mereka mengingkari Allah sebagai penciptanya, maka Neraka jahanamlah yang akan mereka dapati di akhirat nanti. Mereka jadi mahluk yang hina lebih hina dari binatang melata.Tetapi bagi mereka yang bersujud (beribadah), maka mereka mendapat kemulyaan dan surgalah yang akan mereka raih.

SHARE THIS

Author:

Hasanatul Qolbi adalah nama web/blog yang dikelola oleh Ustadz Rodin Syamsudin. Rodin Syamsudin atau lebih dikenal dengan Nama Ustadz Rodin adalah seorang pendakwah, seorang wiraswasta dan penulis buku di jalan SMPN 1 terusan jalan manglayang regensi Cileunyi. Saat ini Ustadz Rodin aktif sebagai Pembina Pondok Pesantren Al Hikmah Kp. Cimanglid Desa Padamulya Kec. Pasirwangi Kab. Garut, Jawa Barat.

0 comments: