Waktu adalah obat yang sangat mujarab untuk menyembuhkan luka. Banyak orang yang mengalami
sakit hati, tetapi dengan berjalannya waktu lambat laun bisa sembuh seperti
sediakala. Walaupun ada yang tidak bisa sembuh tetapi jumlahnya sangat relatif.
Itulah pertolongan Allah kepada semua hambaNya, yang ketika ditolong sangat
jarang kita sujud syukur dengan segala nikmatNya yang telah diberikan.
Lain
cerita dengan patah harapan, mereka yang mengalaminya sangat sulit menemukan
jalan keluar. Mereka yang patah harapan hanya menunggu pertolongan dari Allah swt..
dan jika mereka ditimpa
malapetaka Dia menjadi putus asa lagi putus harapan.
(QS.
Fushilat : 49)
Sesungguhnya
manusia itu mudah kecewa dengan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan
keinginannya. Apabila ada tantangan ia kesal, apabila terlambat ia marah-marah,
apabila ditangguhkan tidak sabar, apalagi tidak mendapatkan keinginannya ia
putus harapan. Padahal sesuatu yang ia inginkan belum tentu pula baik bagi
dirinya. Maka disitulah letak kegagalan kebanyakan orang, yang ketika menemukan
kegagalan tidak mau mencoba kembali.
Fulan,
hidup ini bukan mainan yang serba mudah, Allah swt. menginginkan yang terbaik bagi hambaNya dari semua yang
diusahakannya.
Apa
jadinya kalau hidup ini asal-asalan? apakah ada dari yang diciptakanNya asal
jadi?
Maka apakah kamu
mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan
bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?
(QS. Al-Mu’minun :115)
Allah
swt. hanya menguji bukan untuk
menzalimi, dan ujian itu untuk kebaikan hambaNya agar ia lebih dewasa dan
dijadikan kekasihNya untuk dimasukkan ke dalam surgaNya.
Janganlah
menggantungkan harapan kepada selain Allah, jangan patahkan semua harapan
kepadaNya, berharaplah hanya kepadaNya.
Jangan
melemahkan kekuasaan Allah dengan menyangka doamu tidak akan diqabul.
dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(QS.
Asy-Syarh : 8)
Dalam
sebuah hadist yang mulia diterangkan:
Dari Abu Dzar ra. ia
berkata,
“Rasulullah saw. bersabda : Siapa saja yang mendekat kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekat
kepadanya sehasta. Siapa yang mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat
kepadanya sedepa. Siapa yang mendekat kepadaKu berjalan, maka Aku mendekat
kepadanya dengan berlari. Siapa saja yang menghadap kepadaKu dengan membawa
dosa seisi bumi banyaknya, sedangkan ia tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu
apapun, maka Aku akan menerimanya dengan ampunan sebanyak isi bumi juga.”
(HR.
Muslim)
Perhatikanlah
bagaimana luasnya rahmat Allah dan kasih sayangNya!
Fulan,
janganlah berprasangka buruk terhadap nasibmu sendiri, karena itu adalah
perbuatan yang keji, kasihanilah dirimu, lindungi ia, dan sayangilah ia.
Allah swt. telah membentangkan rahmatNya
mulai dari penciptaanmu dahulu hingga ke surga nanti, yang melebihi bentangan
garis khatulistiwa. Oleh karena itu janganlah ia diputus dengan harapan yang
sangat sederhana dan sempit yang ketika menginginkan sesuatu tidak tercapai
lalu mengorbankan yang sangat besar dan luas.
Telah
banyak orang yang jatuh tersungkur hingga tidak bisa bangkit lagi, karena
mereka tidak punya harapan lagi untuk hidup, tetapi banyak pula orang yang
berhasil menata hidupnya kembali, padahal mereka hampir binasa karena ulah
mereka sendiri.
Bangkitlah
fulan, lihatlah pohon yang berbunga, ia tidak berpikir jadi buah atau tidak.
Tetapi dengan berbunga ia telah menyemarakkan musim yang penuh keindahan lalu
dipetik seorang jejaka dan disematkan di
rambut seorang gadis yang masih polos dengan harapan ada harapan. Hidup memang
ada konsekuensinya, tetapi bila tidak dijalani malah kita akan tenggelam
ditelan bumi lalu dilupakan dan tidak dikenang lagi.
Dia memperlihatkan
kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan
hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya.
(QS.
Ar-Ruum : 24)
Ketika
Allah memberi kesempatan jangalah takut untuk memulai, melangkahlah!
sesungguhnya di depan ada harapan hidup yang jauh lebih baik, laksana bumi yang
sudah mati disirami hujan dan subur kembali.
Fulan,
yakinlah kemarin kamu kandas, tapi
sekarang kamu akan landas, kemarin
kamu terbuang tapi sekarang kamu
akan terbang, kemarin kamu tersungkur tapi sekarang akan bersyukur, kemarin kamu
hanyut tetapi sekarang kamu akan
menghanyutkan, kemarin kamu hancur
tapi sekarang kamu akan seperti mencusuar.
Bukankah dalam hidup itu ada dua yang selalu berlawanan? ada hujan ada panas,
ada siang ada malam, ada langit ada bumi, ada pria ada wanita, ada untung ada rugi, ada jatuh dan ada bangun, dst.
Harapan ibarat sebuah kapal yang akan membawa sebuah keinginan, bila
kapalnya karam maka keinginanpun akan musnah tetapi bila harapan itu tetap ada maka kapal harapanpun akan
menuju kesebuah keberhasilan.
Dalam sebuah nasihat Lukmanul
Hakim kepada anaknya beliau berkata: Anakku
sesungguhnya dunia ini ibarat lautan yang sangat dalam sudah banyak sekali yang
tenggelam kedalamnya, maka jadikanlah takwa sebagai kapalnya dan tawakal
sebagai layarnya mudah-mudahan kamu selamat sampai tujuan.
Dekat dengan Allah dan selalu yakin dengan
semua yang dijanjikanNya adalah kunci untuk meraih semua yang diinginkan,
sementara tawakal merupakan pengendali hidup mau kemana kita menuju.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
Mengadakan baginya jalan keluar.
dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
(QS.At- Thalak:2-3)
Berkarya dengan penuh harapan adalah
kebahagiaan, beramal dengan keyakinan adalah ketemtraman jiwa, melakukan
sesuatu dengan tulus ikhlas adalah akhlak mulia, tawakal adalah kekayaan,
mesyukuri pemberian adalah berkah, rido
dengan ketentuan Tuhan adalah kesempurnaan, sedangkan istikomah adalah
keagungan budi pekerti.
0 comments: