04 July 2019

7 RAHASIA KUN - BAB 1 KUN (Bagian 5)

4. Tujuh tangkai pahala sedekah

Sedekah adalah bentuk kemuliaan budi serta kehormatan diri seseorang. Ia telah menempatkan diri di sisi Tuhan yang Maha Tinggi. Dan ia akan dimanjakan dengan pahala besar dengan dilipat gandakan setiap yang dia keluarkan, dengan lipatan mulai dari sepuluh kali hingga tak terbatas.
Dengan bersedekah, Allah swt. akan menghapuskan kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat karena sedekah meredakan kemarahan Allah swt.. Ada dua cara bersedekah, yaitu secara terang-terangan dan secara sembunyi-sembunyi. Keduanya sama baiknya asal jangan disertai dengan rasa riya (ingin dipuji orang lain). Bila kita mempunyai niat untuk mengeluarkan sedekah, berhati-hatilah dari bisikan syetan karena dia akan melarang dan akan menghembuskan rasa ingin dipuji orang lain. Maka bila demikian, batallah sedekah kita, dan Allah swt. tidak akan menunaikan janjinya yaitu,  akan melipat gandakan sedekah kita.
 Allah swt. sangat menghargai sedekah yang bernilai besar demikian pula yang bernilai kecil sesuai dengan kemampuan seseorang, tetapi yang akan diterima hanyalah yang ikhlas. Banyak orang yang ikhlas ketika bersedekah dengan nilai yang kecil, tetapi ketika mengeluarkan dengan nilai yang besar sangat sulit untuk ikhlas. karena syetan sangat jahat untuk menjerumuskan seseorang supaya batal mendapatkan pahala. Oleh karena itu Rasulullah saw. bersabda:
صَدَ قَةٌ فِى الْسِّرِ اَفْضَلُ مِنْ سَبْعِيْن َصَدَ قَةٌ فِي الْعَلاَ نْيِةِ (رواه ابن النجار عن ابى هريرة )
“Sedekah dalam sembunyi-sembunyi lebih afdol dari pada tujuh puluh kali sedekah secara terang-terangan” (HR. Ibnu Nazar dari Abu Hurairah)
Disabdakan “Lebih afdol, karena dengan sembunyi-sembunyi akan terjaga keikhlasan si pemberi dari penglihatan orang lain dan dari sanjungan,  dengan demikian maka sukseslah dia dalam beramal dan layak mendapatkan janji Allah swt.”
Firman Allah swt. :
ãNßg9s?$t«sù ª!$# z>#uqrO $u÷R9$# z`ó¡ãmur É>#uqrO ÍotÅzFy$# 3 ª!$#ur =Ïtä tûüÏZÅ¡ósçRùQ$# ÇÊÍÑÈ  
 “Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali-Imran : 148)
Di suatu hari, Malaikat kematian mendatangi Nabi Ibrahim as. lalu bertanya, “Siapakah anak muda yang mendatangimu wahai Ibrahim?”
“Anak muda yang tadi maksudnya?” tanya Ibrahim, “Itu adalah sahabatku sekaligus muridku”
“Ada apa menemuimu ?”
“Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahan besok pagi”
“Wahai Ibrahim,  sayang sekali umur anak itu tidak akan sampai besok pagi”
Setelah berkata begitu, Malaikat Izrail pergi meniggalkan Nabi Ibrahim as.. Hampir saja Nabi Ibrahim tergerak untuk memberi tahu anak muda tersebut untuk menyegerakan pernikahan malam ini dan memberi tahu tentang kematian anak muda itu. Tapi langkahnya terhenti, Nabi I brahim as. memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah swt.. Esok hari Nabi Ibrahim as. masih melihat anak muda tersebut melangsungkan pernikahannya, hari berganti datanglah minggu, bulan berganti, tahun pun datang, Nabi Ibrahim as. malah melihat anak muda tersebut panjang umurnya hingga mencapai tujuh puluh tahun.
Nabi Ibrahim bertanya kepada Malaikat Izrail, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu memberi tahu bahwa anak muda itu umurnya tidak akan sampai besok pagi? Malaikat izrail menjawab bahwa dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, “Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahan, anak muda itu telah menyedekahkan separuh dari kekayaannya, sehingga Allah swt. memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda itu. Hingga engkau masih melihatnya hidup.”
Kemudian telah dikisahkan ada seekor burung elang datang kepada Nabi Sulaeman as., putra Nabi Daud as.. Maka burung itu bercerita, “Sesungguhnya ada seseorang yang mempunyai sebuah pohon, saya biasa beranak di pohon itu, orang itu mengambil anak-anak saya.”
Kemudian Nabi Sulaeman as. memanggil pemilik pohon itu dan melarang mengambil anak burung tersebut dan Nabi Sulaeman berkata kepada dua seytan, “Sesungguhnya saya perintahkan kepada kalian berdua, bilamana tahun depan laki-laki itu mengambil anak-anak burung elang, maka kalian harus menangkapnya jadikanlah dua potong. Yang satu potong kalian buang ke timur dan satu potong lagi kalian buang ke barat.”
Ketika sampai satu tahun, laki-laki itu terlupa pada perkataan Nabi Sulaeman, dia bermaksud naik pada pohon itu tetapi laki-laki tersebut sebelumnya telah bersedekah dulu dengan sepotong roti kemudian berniat mengambil anak burung seperti tahun lalu, maka burung elang datang pada Nabi Sulaeman dan melaporkan pemilik pohon itu. Kemudian Nabi Sulaeman memanggil kedua syetan yang telah diberi tugas untuk menghukum. Dia berkata, “Mengapa kalian tidak melaksanakan perintahku?” Kedua syetan menjawab, “Hai khalifah Allah, sesungguhnya orang yang mempunyai pohon itu ketika bermaksud naik pohon, kami berdua akan menangkap dia. Tetapi dia telah bersedekah kepada seorang muslim dengan sepotong roti. Maka Allah mengutus dua malaikat dari langit pada orang itu, sehingga diantara kami berdua ketika mau menangkap, kami dilemparkan yang satu ke timur yang satu lagi ke barat, kemudian niat jelek kami berdua dihalang-halangi dari orang tersebut karena sedekahnya.
                                 Rasulullah saw. telah bersabda :
اِنَّ فِي الصَّدقَاتِ خَمْسُ حِصَا لُ:اَلْاُوْلَي:تَزْيْدِهُمْ فيِ اَموْاَلِهِمْ وَاّلثّاَنِيَةُ دَوَاءِلْلمَرِضِ وَالّثَاَ
 لِثَةُيَرْفَعُ اَللهَ تَعَالَ الْبَلاَءِ وَالّرَّابِعَةُ يَمُّرُوْ عَلَ الصِّرَاطَ كَالْ بَرْقِ اْلخَاطِفْ وَالْخَامِسَة ُيَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَبِغَيْرِحِسَابِ وَلاَعَذَاب.ِ
 “Sesungguhnya dalam sedekah akan menambah banyak hartanya. Dua, akan menjadi obat dari penyakit. Tiga, dengan sedekah akan menjauhkan dari bencana. Empat, dengan sedekah dia akan melewati jembatan sirat (sirotolmustaqim) seperti kilat menyambar. Lima, dengan sedekah akan masuk ke surga tidak akan dihisab dan tidak mengalami siksaan.” (Durratun-nasihin)
 Allah swt. berfirman :
 “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
    “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima),  seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
    “Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari  keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat.”
(QS. Al-Baqarah : 261-265)
Dalam hitungan kita, 7 x 100  sama dengan 700 (kali lipat), sungguh suatu keuntungan yang sangat besar yang dijanjikan oleh Allah swt.. Firman Allah swt. :
  
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” (QS. Ali-‘Imran : 9)
Kita terkadang ragu dengan janji manusia karena manusia ada dalam keterbatasan waktu dan keadaan, tetapi Dzat Allah swt., Tuhan Yang Maha Kaya tak terbatas rezeki-Nya serta tak terbatas oleh waktu dan keadaan. Firman Allah swt. :
  
“Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)" (QS. Ali-‘Imran : 27)
Bila Allah swt sudah berkehendak, Dia kuasa untuk mendatangkan rezeki dari arah mana saja, berapa saja jumlahnya serta hari apa saja, semua itu adalah kuasa-Nya.
                    
Firman Allah swt. :¨  
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah : 245)
Banyak orang yang merasa ragu dengan janji Allah ini padahal mereka belum mencoba dan membuktikannya. Dalam hadist qudsi Allah swt. berfirman :
“Aku menuruti prasangka hamba-Ku”.
Dengan demikian, bilamana kita ragu terhadap pahala  Allah swt., Allah pun sudah tentu ragu kepada keikhlasan  kita (hamba-Nya)

SHARE THIS

Author:

Hasanatul Qolbi adalah nama web/blog yang dikelola oleh Ustadz Rodin Syamsudin. Rodin Syamsudin atau lebih dikenal dengan Nama Ustadz Rodin adalah seorang pendakwah, seorang wiraswasta dan penulis buku di jalan SMPN 1 terusan jalan manglayang regensi Cileunyi. Saat ini Ustadz Rodin aktif sebagai Pembina Pondok Pesantren Al Hikmah Kp. Cimanglid Desa Padamulya Kec. Pasirwangi Kab. Garut, Jawa Barat.

0 comments: