3. Tujuh malam azab kaum ‘Aad
Kaum ‘Aad merupakan kaum
yang besar di masa kenabian Hud as.. Mereka dianugerahi kekuatan, postur tubuh
yang besar, dan peradaban yang sudah maju. Selain itu, mereka mempunyai
angkatan perang yang kuat dan banyak. Karena hal itulah mereka menjadi sombong
dan merasa kuat yang akhirnya mengingkari kebesaran Allah swt..
Mereka pun menyombongkan
diri dengan alasan yang tidak jelas dan tidak benar. Mereka berkata kepada yang
lemah yang telah beriman, “Apakah kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir ?
Sedangkan kami tidak beriman.”
Nabi Hud as. adalah
saudara dari kaum ‘Aad, dan pernah memperingatkan mereka akan azab Allah swt.
tetapi mereka mendustakannya. Kemudian Allah swt. mengirim angin dingin yang
membinasakan.
Firman Allah swt. :
“Dan kami (binasakan) kaum ‘Aad dan Tsamud dan penduduk Rass dan
banyak
(lagi) generasi-generasi diantara kaum- kaum tersebut.:
“Dan
(juga) kaum 'Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran
mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan syaitan menjadikan mereka memandang baik
perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah),
sedangkan mereka adalah orang-orang berpandangan tajam
(QS.Al-Ankabut : 38)
Allah swt. juga pernah
memperingatkan kaum ‘Aad dengan tujuh malam
angin yang sangat dingin dan kencang disertai petir yang membinasakan dengan
gempa yang dahsyat yang sangat
menakutkan sehingga mereka jatuh
bergelimpangan.
Firman Allah swt. :
“Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan
delapan hari terus menerus; Maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati
bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk)
Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka” (QS.
Al-Haqqah : 7-8)
“Apakah kamu tidak
memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad?” (QS. Al-Fajr : 6)
Setelah itu Allah swt.
mengganti mereka dengan generasi kedua setelah Allah swt. memusnahkan kaum yang
pertama (‘Aad).
Firman Allah swt. :“Dan ingatlah olehmu di
waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum
'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di
tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan
rumah; Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka
bumi membuat kerusakan.” (QS. Al-‘Araf : 74)
Allah swt. telah banyak
sekali membuat perumpamaan-perumpamaan dengan meriwayatkan kaum-kaum terdahulu
baik yang telah dihancurkan dan dibinasakan karena kesombongan mereka, atau kaum-kaum yang telah mendapat nikmat karena ketaatan mereka
kepada-Nya; Padahal semua riwayat dalam Al-Qur’an adalah berita-berita gaib
karena Nabi Muhammad saw. pada waktu itu tidak menyaksikan, tetapi kemudian
Allah beritakan lagi semata-mata untuk kebaikan manusia di masa sekarang dan
yang akan datang. Maka tidak menutup kemungkinan bila umat manusia sekarang
berperilaku seperti umat-umat yang terdahulu yang menganggap
pekerjaan-pekerjaan mereka baik dan mendewakan hasil karya-karya mereka, karena
syetan telah memandangkan penglihatan mereka takjub dengan apa yang telah
mereka hasilkan sehingga melupakan Allah swt. yang menciptakannya. Kemudian,
mereka juga meninggalkan tanda penghambaan terhadap Allah swt., yaitu shalat
lima waktu, menghindari mengeluarkan zakat, serta menyombongkan diri dengan
pemberian Allah swt.. Maka penghuni alam di zaman akhir ini telah ada dalam
situasi yang sangat berbahaya.
Firman Allah swt. :
“Belumkah datang kepada
mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum
Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah
musnah? Telah datang kepada mereka Rasul-Rasul dengan membawa keterangan yang
nyata, maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah
yang menganiaya diri mereka sendiri.”
(QS. At-Taubah : 70)
Allah swt. telah memperingatkan manusia supaya jangan berlaku sombong, harus saling mengasihi, saling memberi, saling
tolong menolong, tidak berbuat kerusakan di muka bumi, berlaku adil terhadap
sesama, memuliakan orang tua, anak yatim, dan orang miskin.
Dalam riwayat yang
shahih, telah jelas bahwa kaum ‘Aad dimusnahkan sehingga tidak
tersisa satupun. Adapun alasan mengapa Allah memusnahkan kaum ‘Aad, mereka telah
menyombongkan diri sendiri karena mereka mempunyai postur tubuh yang besar dan kuat-kuat, mempunyai bala
tentara yang sangat banyak, dan peradaban yang sudah maju tetapi mereka
mengingkari ayat-ayat Allah swt., mendustakan Rasul-Rasul-Nya, serta tidak
percaya dengan adanya hari kebangkitan (qiyamah).
Allah swt. memuliakan manusia bukanlah karena tubuhnya
yang besar dan kuat, atau ketampanan dan kecantikannya, atau kekayaan yang
banyak, tetapi karena keimanan serta ketakwaannya.
0 comments: