5. Tujuh lautan ilmu
Untuk menerangkan
keluasan ilmu-Nya, Allah swt. mengambil perumpamaan dengan lautan.
Kita tahu bahwa lautan
lebih luas dibandingkan dengan daratan. Para ahli berpendapat bahwa perbandingan antara luas
daratan dengan lautan adalah 1 : 3. Kemudian tingkat kepadatan air laut dengan
air tawar lebih tinggi karena kandungan kadar garam yang tinggi meningkatkan
kepadatan air itu sendiri.
Disamping laut sebagai
gudang rezeki (tempat ikan), laut juga memiliki aneka rasa seperti yang
dijelaskan dalam QS. Fatir : 12; Ada
yang tawar, segar, asin, dan pahit. Kita mengenal bahwa tinta alat tulis
beraneka warna, begitu pula dengan air laut. Ada yang berwarna hitam yang
berada diantara Saudi Arabia dan Mesir, laut merah yang terletak di sebelah
barat Saudi Arabia, Laut yang berwarna ungu di Ambon, bahkan ada laut yang putih yang
berada di kutub selatan dan kutub
utara.
Firman Allah swt. :
“Katakanlah, ‘Sekiranya
lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah
lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami
datangkan tambahan sebanyak itu (pula)’ (QS. Al-Kahfi : 109)
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut
(menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya,
niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Luqman : 27)
Yang dimaksud tujuh
lautan pada ayat di atas bukanlah laut ini dan itu, tetapi seluruh lautan yang
ada di alam semesta ini, sebanyak tujuh
kali lipat, Dan walaupun di tulis lebih
dari tujuh kali lipat, ilmu Allah tetap tidak akan pernah habis. Bahkan pepohonan yang ada di alam semesta ini semua tidak akan cukup
untuk menjadi penanya. Sungguh Allah swt Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
Firman Allah swt. :
“Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Baqarah : 255)
Pada hakikatnya manusia
tidak tahu apa-apa tentang ilmu. Karena pemilik ilmu adalah Allah swt.. Dan
sesungguhnya ilmu adalah salah satu sifat dari sifat Allah swt..
Ilmu terbagi menjadi dua, yaitu Ilmu Wahyu dan Ilmu non
wahyu.
Adapun Ilmu wahyu yaitu yang diturunkan oleh Allah swt.
dengan mengutus Malaikat Jibril dan disampaikan kepada para Nabi-Nya.
Firman Allah swt. :
“Dia-lah yang
menurunkan Al kitab (Al-Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat
yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al-Quran dan yang lain (ayat-ayat)
mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan,
maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk
menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang
mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya
berkata, ‘Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari
sisi Tuhan kami.’ Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan
orang-orang yang berakal.” (QS. Ali-‘Imran : 7)
Ayat-ayat muhkamat adalah ayat-ayat terang dan
tegas. Maksudnya dapat dipahami dengan mudah. Sedangkan ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang
mengandung beberapa pengertian yang sulit dipahami, atau hanya Allah yang
mengetahui.
Firman Allah swt. :
“Tetapi orang-orang
yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman
kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al-Quran), dan apa yang telah diturunkan
sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami
berikan kepada mereka pahala yang besar.” (QS. An-Nisa : 162)
Orang-orang yang tidak
beriman adalah yang mendustakan apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Pada dasarnya mereka tahu bahwa yang di sampaikan itu benar-benar (hak) dan datang dari Allah swt.. Mereka juga tahu bahwa
Rasulullah saw.
adalah utusan-Nya.
Tetapi sifat kesombongan telah menguasai diri mereka sehingga mereka dijauhkan
dari petunjuk kebenaran, seperti halnya Iblis dia tahu bahwa Allah adalah
Tuhan yang wajib di sembah, Nabi Adam as. Adalah seorang Rasul tetapi dia tetap tidak mau
bersujud karena kesombongan sudah jadi sifat dirinya.
Sedangkan Ilmu non wahyu, (Ilmu yang tidak diwahyukan)
meliputi pertukangan, pertanian,riset, teknologi dll.
Ilmu adalah salah satu
sifat Allah swt. yang diturunkan atau yang diberikan kepada segenap makhluk
ciptaan-Nya meliputi manusia, jin, Malaikat, binatang dan sebagainya. Sifat
Allah swt. meliputi alam semesta raya ini dengan ilmu-Nya. Ilmu Allah swt.
meliputi segenap alam dan segenap makhluknya yang ada. Semua
makhluk mempunyai ilmu menurut tingkatan masing-masing. Maka dengan ilmu yang
Allah berikan, mereka bisa memelihara diri masing-masing. Salah satu contohnya
yang terjadi pada ayam dan bebek; Walaupun dalam satu sarang dan dikerami
seekor ayam, setelah menetas, bebek tahu dengan ilmunya sendiri bahwa mereka
berbeda jenis dan akhirnya memisahkan diri. Cara mencari makannya pun berbeda
menurut ilmunya masing-masing. Allah swt. telah mengajarkan ilmu kepada burung, bagaimana caranya
shalat dan membaca tasbih.
Firman Allah swt. :
“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah;
Kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan
mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan
tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nur 41)
Burung-burung telah diberi ilham oleh Allah swt.
bagaimana cara mereka melakukan ibadah kepada-Nya, mereka telah di beri naluri
untuk mencari kesempurnaan hidup, seolah-olah mereka telah menyadari. Mereka hidup ada yang menciptakan dan harus menghambakan diri kepada
Sang pencipta.
Kesempurnaan hidup adalah
ketika seseorang mengerti, bahwa Allah SWT. adalah Tuhan yang wajib
di sembah dengan penuh ketaatan serta tidak menduakanNya. Kemudian dia memahami
bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah utusan Allah yang wajib di contoh dalam segala prilaku
kehidupan.
Kemudian burung-burung beribadah bersama Nabi Daud as.
dan mereka adalah termasuk umat yang taat. Firman Allah swt. :
“Dan (kami
tundukkan pula) burung-burung dalam Keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat taat kepada Allah.” (QS. Saad : 19
“Dan
Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman),
‘Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama
Daud’, dan Kami telah melunakkan besi untuknya,” (QS. Saba : 10)
Selain itu, Allah swt.
juga telah mengajarkan ilmu kepada lebah.
Firman Allah swt. :
“Dan Tuhanmu mewahyukan
kepada lebah, ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan
di tempat-tempat yang dibuat manusia’. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.” (QS. An-Nahl : 68-69)
Dengan ilmu yang telah
diwahyukan dari Allah, lebah sangat pandai dan apik dalam membuat sarangnya sehingga para ilmuan sangat kagum pada cara lebah saat
membangun sel-sel tempat penyimpanan madu, mulai dari sudut-sudut yang berbeda dan bertemu ditengah sampai selesai
pembuatan sarangnya yang berbentuk sangat sempurna. Sarang yang
di bangun oleh lebah semata-mata ilmu dari Allah swt. Yang telah di wahyukan
kepada mereka. Manusia manakah yang bisa merancang sesempurna itu, kalau tanpa
perhitungan yang sangat detil. Semua makhluk yang hidup ada di Alam ilmu, dan
ilmu merupakan suatu alat untuk bisa berkarya. Tanpa ilmu manusia tidak bisa
apa-apa.
Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
yang menginginkan dunia maka carilah ilmunya, barangsiapa yang menginginkan
akhirat carilah ilmunya, barangsiapa yang menginginkan keduanya maka carilah
kedua ilmunya” (Hadist)
Yang menentukan tinggi dan rendahnya derajat diri
seseorang adalah ilmunya, oleh karena itu janganlah seperti orang yang kehausan
di tengah telaga atau kering di tengah lautan. Sejak
penciptaan manusia yang pertama, Allah swt. telah membekalinya dengan ilmu dan
ini diperlihatkan kepada para Malaikat sebagai jawaban atas keraguan mereka.
Firman Allah swt. :
“Dan Dia mengajarkan kepada
Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para
Malaikat lalu berfirman, ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!" (QS. Al-Baqarah : 31)
Apapun itu bendanya, Nabi
Adam as. telah mengetahui nama-namanya. Baik yang sudah ada ataupun yang akan
datang di masa depan. Itulah jati diri manusia yang telah dilebihkan oleh
penciptanya. Mereka pintar karena di beri tahu, mereka pandai karena di
ajari, mereka mulia karena di lebihkan dari mahluk yang lain.
Firman Allah swt. :
“Dan sesungguhnya telah
Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami
beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS.
Al-Isra : 70)
Ilmu-ilmu yang diturunkan
Allah swt. kepada Nabi-Nabi as. sesuai dengan keperluan
pada zamanya dan Allah yang memilih siapa yang pantas dan layak untuk
menjalankannya.
Firman Allah swt. :
“Nabi mereka mengatakan kepada mereka, ‘Sesungguhnya Allah telah
mengangkat Thalut menjadi rajamu.’ Mereka menjawab, ‘Bagaimana Thalut
memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan
daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?’ Nabi (mereka)
berkata, ‘Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu
yang luas dan tubuh yang perkasa.’ Allah memberikan pemerintahan kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah - 247)
Kepada Nabi Sulaeman as.
sebelum dijadikan seorang raja yang besar Allah swt. menawarkan tiga perkara,
diantaranya harta, tahta, dan ilmu. Dan Nabi Sulaeman as. memilih
ilmu.
Firman Allah swt.:
“Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum
(yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan Hikmah
dan ilmu…” (QS. Al-Anbiya : 79)
Dengan ilmu yang
diberikan Allah swt., Nabi Sulaeman as. dapat memimpin kerajaan yang sangat
besar hingga dapat menaklukan bangsa jin, manusia dan burung
yang dijadikan pekerja- pekerja untuk membantu
kerajaannya.
Firman Allah swt. :
“Dan Kami telah tundukkan
(pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut)
untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami
memelihara mereka itu,” (QS. Al-Anbiya : 82)
“Dan (kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli
bangunan dan penyelam, Dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu.” (QS.
Shaad : 37-38)
“Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari
gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya)
seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai
keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari
hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.” (QS. Saba : 13)
“Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu
pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan
perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebagian
dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin
Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang diantara mereka dari perintah Kami, Kami
rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.” (QS. Saba : 12)
“Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang
berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendaki-Nya,” (QS. Shaad :
36)
Itulah kemuliaan yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang
beriman dan yang mengutamakan Ilmu.
0 comments: