2. Tujuh ayat yang dikhususkan karena keagungannya
Allah swt. berfirman :
“Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca
berulang-ulang dan Al-Quran yang agung.” (QS. Al-Hijr : 87)
Sebagian mufasir
berpendapat, bahwa ayat yang tujuh dibaca
berulang-ulang ialah surat Al-Fatihah.
Oleh karena itulah
mengapa surat Al-Fatihah wajib hukumnya dibaca dalam shalat, karena salah satu surat ( tujuh ayatnya) yang diagungkan oleh Allah
swt..
Tetapi ada sebagian
mufasir lain yang mengatakan bahwa yang dimaksud tujuh ayat yang di agungkan adalah tujuh surat yang
panjang diantaranya :
1
Al-Baqarah
2
Ali-‘Imran
3
An-Nisa
4
Al-Maidah
5
Al-An’am
6
Al-‘Araf
7
Al-Anfal atau At-Taubah
Surat
Al-Fatihah adalah tujuh ayat yang
diulang-ulang. Faktanya, bila seorang muslim melaksanakan shalat lima waktu,
maka dia akan membaca surat Al-Fatihah, lima kali sehari semalam. Jika anggota
keluarga ada tiga orang berarti sudah mengulang lima belas kali sehari semalam.
Kemudian ditambah dengan shalat sunahnya. Jika dikalikan se-RT atau se-RW,
se-Kelurahan, satu Negara, atau jika sedunia, berapa kali Surah Al-fatihah (Al-Qur’an) telah dibacakan dan diulang-ulang? Subhanallah betapa banyak
orang yang cinta membaca Al-Qur’an, sehigga jumlah Al-Fatihah yang dibaca sudah tak
terhitung lagi, hanya Allah yang memerintah dan hanya Allah yang Maha tahu
jumlah yang dibaca.
Nilai
lebih dalam diri manusia dibandingkan makhluk Allah yang lain adalah diberinya
kemampuan untuk memahami
Al -Qur’an ( Kitabullah
dan Sunah Rasul-Nya).
Al-Qur’an merupakan pedoman hidup setiap muslim, dia
harus membaca ayat-ayatnya, memahami isinya dan mengamalkan perintahnya. Semua
isinya bukan untuk Allah tetapi untuk mahluk-Nya agar bisa mencapai derajat
kemuliaan.
Setiap muslim wajib menjaga keaslian huruf demi huruf, menjaga kemurnian maknanya
serta menjaga wibawa dan kehormatan Al-Qur’an. Orang-orang yang dengan sengaja
memalsukan hurufnya, merubah isi
(maknanya) dan merendahkan
martabat Al-Qur’an diancam oleh Allah swt. dengan azabnya yang sangat keras. Menjaga
kemuliaan dan keagungan Al-Qur’an adalah amanah bagi setiap muslim.
Fiman Allah swt. :
“Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya
enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat
bodoh,” (QS. Al-Ahzab : 72)
Amanah
merupakan penghormatan yang sangat tinggi dari Allah swt. kepada manusia
sebagai makhluk
yang mulia, ia bukan dipandang dari tubuh
yang besar atau tenaga yang kuat. Langit, bumi, serta gunung-gunung adalah
makhluk yang sangat besar dibandingkan dengan makhluk yang lain, tetapi mereka
tidak berani dan takut tidak bisa mengemban amanah yang ditawarkan Allah swt..
Yang sanggup mengemban amanah hanyalah manusia. Tetapi manusia banyak yang mendzalimi amanah itu
dan berlaku bodoh.
Seperti halnya orang-orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat menjadi seorang pemimpin. Tetapi dia terjebak dalam kepemimpinannya, lalu
menjadi penzalim dengan menyalahgunakan amanah jabatan yang
akhirnya dia menajadi
orang yang sangat bodoh.
Al-Qur’an diturunkan tidak ke atas tangan, tidak ke
dalam otak, tetapi melalui Hati, Hati
inilah yang mampu menerima Al-Qur’an. Firman Allah swt. :
“Maka Jibril itu telah menurunkannya
(Al-Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah;” (QS. Al-Baqarah : 97)
Bilamana
hati sudah menerima Al-Qur’an, maka pendengaran, penglihatan, dan perbuatan
akan selaras dengan Al-Qur’an, dan inilah yang disebut sebagai amanah, dan
bersatunya kemuliaan dunia dan akhirat.
Demi
dahsyatnya Al-Qur’an, seandainya diturunkan kepada gunung dia akan mengalami
guncangan dengan hebat, bumi pun akan terbelah, orang-orang yang sudah mati
akan kaget luar biasa sehingga mereka berbicara dengan kekagetannya itu, “Yang sanggup menerima
hanyalah hati” tetapi manusia tidak berfikir, ‘Mengapa ketika mendengar lantunan Al-Qur’an, hati mereka tidak merasakan apa-apa ?’ mungkin yang mendengarkan telah
tertutup dengan karatan dosa ? Ataukah hatinya menganggap itu bukan wahyu Allah
swt. yang turun dari langit yang kejadian turunnya sangat hebat dan menakjubkan
? Atau mungkin yang membacanya karena komersial sehingga telah menutup Nur
Allah swt. dari hati pembacanya sehingga Nur Al-Qur’an yang di Lauhil Mahfudz
tidak menyinarinya ? Atau keadaan manusia yang ada di muka bumi telah
bergelimangan dengan dosa dan terhalang
oleh pekatnya asap kedurhakaan yang mengepul ke langit ?
Di
zaman para sahabat
Nabi saw. ketika mendengar dibacakannya
Al-Qur’an, maka hati
mereka bergetar karena takut kepada
Allah swt.. Mereka menangis, badannya tersungkur ke tanah, adapula yang
mengalami pingsan karena takut siksa akhirat yang sangat dahsyat sehingga Nabi
saw. membimbing mereka dan menghiburnya dengan menjelaskan pahala surga yang
akan mereka terima.
Al-Qur’an adalah kitab Allah swt. yang wajib di-imani oleh muslimin yang merupakan petunjuk
hidup Bagi orang yang mengamalkannya, mereka tidak akan berjalan salah arah dan
ia akan diterangi oleh Nur Allah swt..
Al-Qur’an
juga telah membenarkan kitab-kitab Allah yang terdahulu, seperti Taurat, Zabur,
Injil dan Suhuf-Suhuf lainnya. Selain itu, Al-Quran merupakan hukum untuk
menentukan benar salahnya suatu perkara, sekaligus sebagai pemisah antara yang hak dan yang batil. Maka bagi orang-orang yang mukmin, mereka berada dalam cahaya yang terang.
Surat
Al-Fatihah adalah surat wajib yang berjumlah tujuh ayat yang khusus dan diagungkan.
Surat ini turun di Mekkah lebih awal dari surat-surat yang turun di Madinah
agar kaum
muslimin memahami betapa pentingnya
surat ini. Surat Al-Fatihah dijadikan surat yang pertama ketika kita membukanya dari Al-Qur’an yang mulia, supaya semua muslim tidak merasa asing dan langsung mengenal surat tersebut.
Al-Fatihah
sangat erat kaitannya dengan ibadah shalat karena seseorang yang mendirikan
shalat tanpa membaca Al-Fatihah tidaklah diterima shalatnya karena (surat fatihah) termasuk rukun yang wajib. Ketika seorang Imam sedang membaca surat
Al-Fatihah, maka makmum wajib mendengarkannya dengan penuh rasa khusyu’. Seorang makmum yang tidak sempat mendengarkan bacaan seorang
imamnya maka tidak termasuk hitungan rakaat dalam shalatnya.
Setiap
muslim atau muslimat wajib hafal dan memahami surat Al-Fatihah karena merupakan
salah satu rukun dalam shalat. Sedangkan shalat merupakan rukun islam yang
kedua.
Rasulullah saw. bersabda :
اَلْاِسْلَمُ:اَنْ تَعْبُدَالَله
وَلاَتُشْرِكْ بِهِ-شَيْاءًوَتُقِيْمُ الّصَلاَةَ وَتُوّءَ دِّي الَزَّكَاةَالْمَفْرُوْضَةَ
وَتَصُوْمُ رَمَضَا نَ وَتُحِجُّ الْبَيْتِ} رواه الشيخان}
“Islam, bahwa menyembah engkau akan Allah swt. dan jangankan
mempersekutukan Allah akan sesuatupun dan mengerjakan shalat, dan membayar
zakat-zakat yang fardu, dan berpuasa pada bulan ramadhan, dan mengerjakan
haji.” (HR. Syaikan)
Bagaimana
seseorang dapat mendirikan shalat kalau tidak hafal dan memahami surat
Al-Fatihah ?
Surat
Al-Fatihah adalah surat yang yang diagungkan oleh Allah swt. maka janganlah memandang biasa pada surat ini
karena Allah swt. Yang telah mengagungkannya. (Bisa dilihat dalam QS.
Al-Hijr : 87)
Surat
Al-Fatihah diberi nama oleh Nabi saw. Sebagai “Ummul kitab“ yang artinya ‘Ibunya Al-Qur’an’. Bukankah anak itu mempunyai ibu? Tidak mungkin ada anak jika tidak ada ibu.
Tetapi, ‘ibu’ yang dimaksud disini adalah derajat. Derajat seorang ibu yang
membawahi anak-anaknya. Oleh karena itu, bila seseorang membaca surat
Al-Fatihah maka dia harus hormat,
khusu’, memuliakan, serta mengagungkannya apalagi ketika dibaca dalam shalat.
Se-seorang akan dipandang benar shalatnya jika benar bacaan Al-Fatihahnya.
0 comments: