06 August 2019

TUJUH RAHASIA "KUN" (MUQODDIMAH)


Di abad ke 21 sekarang ini, perjalanan hidup manusia serba cepat. Jarak tempuh dari satu negara ke negara lain hanya dalam hitungan jam dan dalam hitungan menit saja informasi dapat sampai ke belahan dunia.
Kemajuan teknologi telah bersatu dengan kebutuhan dan kehidupan manusia, karenanya  globalisasi sudah tak terbendung lagi. Dari timur ke barat, dari selatan sampai ke utara sudah seperti bertetangga. Kemajuan teknologi telah mengantarkan penghuni planet ini untuk lebih mengenal planet-planet lain yang ada di jagat raya yang Maha hebat.
Tetapi adakah orang-orang berfikir bagaimana bumi dihamparkan, bagaimana langit ditinggikan, dan dihiasi bintang-bintang nan indah menakjubkan ? Allah swt. berfirman :
  
 “Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar : 9)
Orang-orang yang senantiasa memikirkan alam, maka akan bertambah ilmu pengetahuannya karena mereka akan menemukan Tuhannya yang menciptakan alam semesta. Sedangkan orang-orang yang memikirkan apa yang ada dalam genggamannya hanya akan menambah kesombongan, lalu kesombongan itu menghancurkan dirinya sendiri seperti Hamman dan Qarun (dua millioner  yang  hidup di zaman Firaun).

Qarun berkata:

"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku" (QS. Al-Qasas : 78)
 Orang-orang yang tidak tahu perjalanan alam semesta ini akan berpendapat bahwa sekarang adalah zaman modern dan serba canggih, padahal jika dibandingkan dengan zaman kerajaan Nabi Sulaeman as. masih sangatlah jauh karena teknologinya sudah sangat maju. Pada zaman itu, galaksi-galaksi di luar angkasa dan gerakan laut yang paling dalam sudah bisa terdeteksi dengan suatu alat pengontrol. Dan untuk mengokohkan kekuatan negaranya, Nabi Sulaeman as. mampu menyatukan tentara dari bangsa jin, burung dan manusia.
 Sangatlah menakjubkan ketika penaklukan sebuah negara yang sangat besar dan kuat yang bernama negeri Saba yang dipimpin seorang perempuan (ratu Balqis), beliau cukup dengan memerintah burung hud-hud.
Dengan majunya peradaban dan negara yang dipimpin olehnya, Nabi Sulaeman as. Berkata :
  
“Ini termasuk karunia dari Tuhanku.” (QS. An-Nahl : 78 )                                               
           
           Sementara di zaman sekarang diperlukan biaya yang sangat mahal untuk menaklukan sebuah negara, karena harus menggunakan burung-burung besi (pesawat-pesawat) dan akan memakan banyak korban yang tak berdosa. kita tidak menyukai perang, kita anti perang, kita suka perdamaian dengan bangsa manapun di dunia ini. Dan tentu saja yang namanya perang tidak dihalalkan oleh agama manapun.
Kita sering menyaksikan negara-negara yang terjebak dalam perang, mereka mengalami berbagai krisis, mulai dari krisis ekonomi, politik, sampai krisis kemanusiaan. Bila masalah-masalah tersebut tidak bisa diselesaikan maka sudah jelas akan mengancam keutuhan serta kedaulatan negara, lalu siapa yang bertanggung gawab? Tanggung jawab saja tidak cukup, karena harga kemerdekaan tidak ada bandingnya, tidak ada nilainya saking mahalnya, harga kemerdekaan adalah harga mati dan itu sudah dilakukan oleh pahlawan-pahlawan yang mencintai negara,  baik mereka yang telah gugur maupun yang masih hidup.
Semoga semua pahlawan mendapat anugerah yang besar dari Allah swt. sebagai balasan atas jasa-jasa mereka kepada ibu pertiwi, Aamiin.

Mesir yang dipimpin oleh Ramses (Fir’aun) juga merupakan negara sangat maju karena mempunyai tentara yang banyak dan kuat, sehingga menjadi satu negara yang sangat terkenal di dunia. Karena perekonomiannya yang sangat maju, tak jarang rakyat negara itu pun terkenal sebagai para millioner, seperti Hamman dan Qarun. Tetapi sayangnya mereka dihancurkan oleh Allah swt. karena berlaku sombong dan kikir serta suka menindas orang-orang lemah.
Selain itu, kaum ‘Aad merupakan bangsa yang sudah sangat maju dan mashur dalam bidang pembangunan. Pada zaman itu banyak sekali arsitek-arsitek yang mampu mendesain gunung-gunung menjadi tempat tinggal yang megah dan aman dari bencana alam. Di dalam gunung, mereka membangun tempat-tempat yang indah dan kokoh. Tentu saja bila ada badai, angin dingin, atau cuaca buruk, mereka akan mengamankan diri ke tempat itu. Tetapi kaum itu telah Allah hancurkan karena mereka menolak perintah dari Nabi-nya serta menganggap karya yang dihasilkan oleh mereka lebih baik daripada akhirat yang dijanjikan oleh Allah swt..
Telah banyak kaum-kaum yang dihancurkan oleh Allah swt. karena telah mendustakan Nabi-Nabi as. yang diutus oleh-Nya. Sebenarnya mereka (kaum ‘Aad ) tidak menyangka akan dimusnahkan dengan seketika karena mereka berfikir bahwa azab itu sangatlah tidak mungkin terjadi, mereka telah sombong dengan hasil karyanya sendiri dan mereka merasa benar dengan apa yang telah  mereka hasilkan. Tetapi tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah untuk membinasakannya semua adalah mudah bagi-Nya semudah ketika Dia menciptakannya dengan berkata, “Jadilah, maka jadilah ia.”

Rasulullah saw. bersabda :
اِنَّ الَلهَ تَعَالىَ يَقُوْلُ (انِّىِ لاَهِمَّ باِهَلِ الْاَرْضِ عَذاَبًا) فاَ ذَاا نَظَرْ تُ الِىَ عُمَّا رِ بُيُوْ تِى وَالْمُتَحَا بِّيْنَ فِى  وَالْمُسْتَغْفِرِ يْنَ بِالْاَسْحَارِ صَرَفْتُ عَذاَبىِ عَنْهُمْ(رواه البيهقى عن هري رة)
“Sesungguhnya Allah swt. berkata, ‘Bahwasannya Aku bercita-cita dengan ahli bumi akan menyiksanya, maka apabila Aku melihat orang yang memakmurkan mesjid-Ku dan mencintai apa yang ada padanya, dan meminta ampunan mereka di waktu pagi dan petang, memalingkan Aku akan azab-Ku daripada mereka’” (HR. Baihaqi dari Anas)
              Ilmu Allah sangat luas dan dalam, lebih luas dari alam semesta dan lebih dalam dari samudera. Semua makhluk yang ada tidak  keluar dari kuasa-Nya, semua diliputi oleh ilmu-Nya, semua takdir ada dalam tangan kuasa-Nya.
Segala ciptaan-Nya tidak ada yang bisa membuat tandingan atau meniru-Nya karena mereka yang ingin meniru-Nya merupakan ciptaan-Nya. Orang-orang yang mempertuhankan makhluk atau benda, uang atau jabatan adalah pola pikir jahiliyah yang sangat terbelakang
Yang menjadi pereda kemarahan Allah adalah mesjid-mesjid yang makmur serta ahlinya gemar beristigfar. Dengan penjelasan hadist di atas kita jadi bertanya, mengapa sering terjadi bencana di berbagai  daerah ?
Dengan dibukakannya berbagai kemudahan-kemudahan oleh Allah swt., hendaknya menjadi sarana pendukung untuk kelancaran ibadah kepada-Nya dan janganlah menjadi lupa dengan nikmat yang  telah diberikan apalagi menjadikannya sebagai kesombongan sehingga mengundang murka-Nya.
Kisah-kisah yang terkandung dalam Al-Qur’an merupakan contoh bagi kita agar manusia di zaman ini tidak seperti mereka, yaitu mereka yang tidak peduli dengan perintah Allah swt. dan Rasul-Nya, yang seharusnya mengerti dan bersyukur.
Allah swt. telah banyak menjelaskan proses kejadian alam semesta ini, bagaimana penciptaan manusia dari tidak ada menjadi ada lalu dikembalikan lagi kepada penciptanya, serta penciptaan langit yang tujuh dan bumi dari awal sampai sempurna dan akan dihancurkan-Nya lagi (kiamat). Semua itu dijelaskan dengan rinci dan detil agar manusia dan jin faham dengan kehidupan yang hakiki. Kemudian Allah swt. telah memberi contoh dengan orang-orang yang taat kepada-Nya, yang akan mendapatkan anugerah dan kenikmatan yang abadi nanti di surga. Firman Allah swt:  
“Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman dan Allah Maha mensyukuri Maha mengetahui” (QS.An-Nisa : 147)
Allah swt. memberi jaminan untuk orang-orang yang gemar bersyukur dengan tidak akan menyiksanya, mereka aman dari ancaman api neraka dan akan dapat jaminan Nikmat  dari dunia sampai akhirat.
Pada hakikatnya, keberadaan Nikmat itu bukan terletak pada uang, emas, permata, jabatan atau kedudukan, tetapi “Nikmat itu ada dalam rasa”. Umpamanya, orang yang sakit tidak akan merasakan lezatnya makanan dan nyenyaknya tidur, dia akan merasa resah dan gelisah karena efek dari penyakitnya itu. Demikian pula dengan Nikmat-Nikmat yang ada dalam hidup, bisa dirasakan bila keadaan jasmani dan rohaninya sehat. Dan semua itu berpusat ke hati.
Rasulullah saw. bersabda :

 اِنَّ فِى الْجَسَدِى مُضْغَةٌ اِذَ صَلَحَة ْصَلَحَ الْجَسَدُ كُلُهُ وَاِذَ فَسَدَةْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُه ُاَلَا وَحِيَ اْلقَلَبُ

“Sesungguhnya di dalam jasad ada daging sekepal, bilamana baik, baiklah seluruh badannya bilamana rusak, rusaklah seluruh badannya, ‘ingatlah ia adalah Hati’”

اِدَااَرَادَاللهُ بِعَبْدِ خَيْرَا جَعَلَ لَهُ وَاعِضًا مِنْ قلَبِهِ{رواه ابو منصورالديلمى واسناده خير}

“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seorang hamba, maka Allah menjadikan untuknya penasehat dari hatinya” (HR. Abu Mansur  ad-daelami dengan sanad yang baik)
Dengan dijadikan-Nya penasihat dari hatinya maka mereka telah mendapatkan anugerah yang sangat besar dari Allah yang akan membawanya ke dalam kesuksesan yang besar pula. Orang-orang yang mempunyai jabatan tinggi kebanyakan menggunakan jasa penasehat untuk kesuksesan karirnya, demikian pula dengan orang yang ingin mendapatkan derajat yang tinggi disisi Allah. Penasehat akan diberikan (ditunjuk) oleh Allah hanya kepada orang-orang yang gemar bersyukur. Untuk membangkitkan rasa syukur maka pandanglah kebesaran Allah yang ada dalam diri kita. Dan untuk menghilangkan sifat kufur maka gunakanlah anggota tubuh untuk berbuat kebaikan kepada sesama.
Mudah-mudahan kandungan  buku ini jadi pembuka tirai keyakinan hati para hamba Allah untuk lebih memandang luas segala kekuasaan-Nya, yang diharapkan setelah terbukanya tabir rahasia dalam hati, ada kontak dengan alam semesta sehingga membuahkan hikmah dari berbagai hal yang terjadi, laksana ketika melihat matahari terbit yang membiaskan segala harapan untuk dekat kepada-Nya.
Dalam penjelasan 7 RAHASIA KUNFAYAKUN, sudah tentu banyak kekurangannya. Dengan rendah hati, penulis memohon saran dan kritikan dari pembaca. Wallahu’alam.  


SHARE THIS

Author:

Hasanatul Qolbi adalah nama web/blog yang dikelola oleh Ustadz Rodin Syamsudin. Rodin Syamsudin atau lebih dikenal dengan Nama Ustadz Rodin adalah seorang pendakwah, seorang wiraswasta dan penulis buku di jalan SMPN 1 terusan jalan manglayang regensi Cileunyi. Saat ini Ustadz Rodin aktif sebagai Pembina Pondok Pesantren Al Hikmah Kp. Cimanglid Desa Padamulya Kec. Pasirwangi Kab. Garut, Jawa Barat.

0 comments: