Kemajuan teknologi telah bersatu dengan kebutuhan dan kehidupan
manusia, karenanya globalisasi sudah tak
terbendung lagi. Dari timur ke barat, dari selatan sampai ke utara sudah
seperti bertetangga. Kemajuan teknologi telah mengantarkan penghuni planet ini untuk lebih mengenal planet-planet lain yang ada di
jagat raya yang Maha hebat.
Tetapi adakah orang-orang berfikir bagaimana bumi dihamparkan,
bagaimana langit ditinggikan, dan dihiasi bintang-bintang nan indah menakjubkan
? Allah swt. berfirman :
“Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar : 9)
Orang-orang yang senantiasa memikirkan alam, maka akan bertambah ilmu
pengetahuannya karena mereka akan menemukan Tuhannya yang menciptakan alam
semesta. Sedangkan orang-orang yang memikirkan apa yang ada dalam genggamannya
hanya akan menambah kesombongan, lalu kesombongan itu menghancurkan dirinya
sendiri seperti Hamman dan Qarun (dua millioner yang hidup di zaman Fir’aun).
Qarun berkata:
"Sesungguhnya aku hanya diberi
harta itu, karena ilmu yang ada padaku" (QS. Al-Qasas : 78)
Orang-orang yang tidak tahu perjalanan alam
semesta ini akan berpendapat bahwa sekarang adalah zaman modern dan serba
canggih, padahal jika dibandingkan dengan zaman kerajaan Nabi Sulaeman as.
masih sangatlah jauh karena teknologinya sudah sangat maju. Pada zaman itu, galaksi-galaksi di luar angkasa dan gerakan laut yang
paling dalam sudah bisa
terdeteksi dengan suatu alat pengontrol. Dan untuk
mengokohkan kekuatan negaranya, Nabi Sulaeman as. mampu menyatukan tentara dari
bangsa jin, burung dan manusia.
Sangatlah menakjubkan ketika
penaklukan sebuah negara yang sangat besar dan kuat yang bernama negeri Saba
yang dipimpin seorang perempuan (ratu Balqis), beliau cukup dengan
memerintah burung hud-hud.
Dengan majunya peradaban dan
negara yang dipimpin olehnya, Nabi Sulaeman as. Berkata :
“Ini termasuk karunia dari Tuhanku.” (QS. An-Nahl
: 78 )
Sementara di zaman sekarang
diperlukan biaya yang sangat mahal untuk menaklukan sebuah negara, karena harus
menggunakan burung-burung besi (pesawat-pesawat) dan akan memakan banyak korban
yang tak berdosa. kita tidak menyukai perang, kita anti perang, kita suka
perdamaian dengan bangsa manapun di dunia ini. Dan
tentu saja yang namanya perang tidak dihalalkan oleh agama manapun.
Kita sering menyaksikan negara-negara yang
terjebak dalam perang, mereka mengalami berbagai krisis, mulai dari krisis
ekonomi, politik, sampai krisis kemanusiaan. Bila masalah-masalah tersebut
tidak bisa diselesaikan maka sudah jelas akan mengancam keutuhan serta
kedaulatan negara, lalu siapa yang bertanggung gawab? Tanggung jawab saja tidak
cukup, karena harga kemerdekaan tidak ada bandingnya, tidak ada nilainya saking
mahalnya, harga kemerdekaan adalah harga mati dan itu sudah dilakukan oleh
pahlawan-pahlawan yang mencintai negara,
baik mereka yang telah gugur maupun yang masih hidup.
Semoga semua pahlawan mendapat anugerah yang besar
dari Allah swt. sebagai balasan atas jasa-jasa mereka kepada ibu pertiwi,
Aamiin.
Mesir yang dipimpin oleh Ramses (Fir’aun) juga merupakan negara sangat
maju karena mempunyai tentara yang banyak dan kuat, sehingga menjadi satu negara yang sangat terkenal di dunia. Karena perekonomiannya yang
sangat maju, tak jarang rakyat negara itu pun terkenal sebagai para millioner, seperti Hamman dan Qarun. Tetapi sayangnya mereka dihancurkan
oleh Allah swt. karena berlaku sombong dan kikir serta suka menindas orang-orang
lemah.
Selain itu, kaum ‘Aad merupakan bangsa yang sudah sangat maju dan
mashur dalam bidang pembangunan. Pada zaman itu banyak sekali arsitek-arsitek
yang mampu mendesain gunung-gunung menjadi tempat tinggal yang
megah dan aman dari bencana alam. Di dalam gunung, mereka membangun
tempat-tempat yang indah dan kokoh. Tentu saja bila ada
badai, angin dingin, atau cuaca buruk, mereka akan mengamankan diri ke tempat
itu. Tetapi kaum itu telah Allah hancurkan karena mereka menolak perintah dari
Nabi-nya serta menganggap karya yang dihasilkan oleh mereka lebih baik
daripada akhirat yang dijanjikan oleh Allah swt..
Telah banyak kaum-kaum yang dihancurkan oleh Allah swt. karena telah mendustakan Nabi-Nabi as.
yang diutus oleh-Nya. Sebenarnya mereka (kaum ‘Aad ) tidak
menyangka akan dimusnahkan dengan seketika karena mereka berfikir bahwa azab itu sangatlah tidak mungkin terjadi, mereka telah sombong dengan hasil
karyanya sendiri dan mereka merasa benar dengan apa yang
telah mereka hasilkan. Tetapi tidak ada
yang tidak mungkin bagi Allah untuk membinasakannya semua adalah mudah bagi-Nya
semudah ketika Dia menciptakannya dengan berkata, “Jadilah, maka jadilah ia.”
Rasulullah saw. bersabda :
اِنَّ الَلهَ تَعَالىَ يَقُوْلُ (انِّىِ لاَهِمَّ باِهَلِ
الْاَرْضِ عَذاَبًا) فاَ ذَاا نَظَرْ تُ الِىَ عُمَّا رِ بُيُوْ تِى وَالْمُتَحَا بِّيْنَ
فِى وَالْمُسْتَغْفِرِ يْنَ بِالْاَسْحَارِ
صَرَفْتُ عَذاَبىِ عَنْهُمْ(رواه
البيهقى عن هري رة)
“Sesungguhnya Allah swt. berkata, ‘Bahwasannya Aku
bercita-cita dengan ahli bumi akan menyiksanya, maka apabila Aku melihat orang
yang memakmurkan mesjid-Ku dan mencintai apa yang ada padanya, dan meminta
ampunan mereka di waktu pagi dan petang, memalingkan Aku akan azab-Ku daripada
mereka’” (HR. Baihaqi dari Anas)
Ilmu Allah sangat luas dan dalam, lebih luas dari alam semesta dan
lebih dalam dari samudera. Semua makhluk yang ada tidak keluar dari kuasa-Nya, semua diliputi oleh
ilmu-Nya, semua takdir ada dalam tangan kuasa-Nya.
Segala ciptaan-Nya tidak ada yang bisa membuat tandingan atau
meniru-Nya karena mereka yang ingin meniru-Nya merupakan ciptaan-Nya.
Orang-orang yang mempertuhankan makhluk atau benda, uang atau jabatan adalah
pola pikir jahiliyah yang sangat terbelakang.
Yang menjadi pereda kemarahan Allah adalah mesjid-mesjid
yang makmur serta ahlinya gemar beristigfar. Dengan penjelasan hadist di atas
kita jadi bertanya, mengapa sering terjadi bencana di berbagai daerah ?
Dengan dibukakannya berbagai kemudahan-kemudahan
oleh Allah swt., hendaknya menjadi sarana pendukung untuk kelancaran ibadah
kepada-Nya dan janganlah menjadi lupa dengan nikmat yang telah diberikan apalagi menjadikannya sebagai
kesombongan sehingga mengundang murka-Nya.
Kisah-kisah yang terkandung dalam Al-Qur’an
merupakan contoh bagi kita agar manusia di zaman ini tidak seperti mereka,
yaitu mereka yang tidak peduli dengan perintah Allah swt. dan Rasul-Nya, yang
seharusnya mengerti dan bersyukur.
Allah swt. telah banyak menjelaskan proses
kejadian alam semesta ini, bagaimana penciptaan manusia dari tidak ada menjadi
ada lalu dikembalikan lagi kepada penciptanya, serta penciptaan langit yang
tujuh dan bumi dari awal sampai sempurna dan akan dihancurkan-Nya lagi
(kiamat). Semua itu dijelaskan dengan
rinci dan detil agar manusia dan jin faham dengan kehidupan yang hakiki. Kemudian Allah swt. telah memberi contoh dengan orang-orang yang taat
kepada-Nya, yang akan mendapatkan anugerah dan kenikmatan yang abadi
nanti di surga. Firman
Allah swt:
“Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur
dan beriman dan Allah Maha mensyukuri Maha mengetahui” (QS.An-Nisa : 147)
Allah swt. memberi
jaminan untuk orang-orang yang gemar bersyukur dengan tidak akan menyiksanya,
mereka aman dari ancaman api neraka dan akan dapat jaminan Nikmat dari dunia sampai akhirat.
Pada hakikatnya,
keberadaan Nikmat itu bukan terletak pada uang, emas, permata, jabatan atau
kedudukan, tetapi “Nikmat itu ada dalam rasa”. Umpamanya, orang yang
sakit tidak akan merasakan lezatnya makanan dan nyenyaknya tidur, dia akan
merasa resah dan gelisah karena efek dari penyakitnya itu. Demikian pula dengan
Nikmat-Nikmat yang ada dalam hidup, bisa dirasakan bila keadaan jasmani dan
rohaninya sehat. Dan semua itu berpusat ke hati.
Rasulullah saw. bersabda :
اِنَّ فِى الْجَسَدِى مُضْغَةٌ
اِذَ صَلَحَة ْصَلَحَ الْجَسَدُ كُلُهُ وَاِذَ فَسَدَةْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُه ُاَلَا
وَحِيَ اْلقَلَبُ
“Sesungguhnya
di dalam jasad ada daging sekepal, bilamana baik, baiklah seluruh badannya
bilamana rusak, rusaklah seluruh badannya, ‘ingatlah ia adalah Hati’”
اِدَااَرَادَاللهُ بِعَبْدِ خَيْرَا جَعَلَ لَهُ وَاعِضًا مِنْ قلَبِهِ{رواه ابو منصورالديلمى واسناده خير}
“Apabila
Allah menghendaki kebaikan kepada seorang hamba, maka Allah menjadikan untuknya penasehat dari hatinya” (HR. Abu Mansur ad-daelami dengan
sanad yang baik)
Dengan dijadikan-Nya penasihat
dari hatinya maka mereka telah mendapatkan anugerah yang sangat besar dari
Allah yang akan membawanya ke dalam kesuksesan yang besar pula. Orang-orang
yang mempunyai jabatan tinggi kebanyakan menggunakan jasa penasehat untuk
kesuksesan karirnya, demikian pula dengan orang yang ingin mendapatkan derajat
yang tinggi disisi Allah. Penasehat akan diberikan (ditunjuk) oleh Allah hanya
kepada orang-orang yang gemar bersyukur. Untuk membangkitkan rasa syukur maka
pandanglah kebesaran Allah yang ada dalam diri kita. Dan untuk menghilangkan
sifat kufur maka gunakanlah anggota tubuh untuk berbuat kebaikan kepada sesama.
Mudah-mudahan kandungan buku ini jadi pembuka tirai keyakinan hati
para hamba Allah untuk lebih memandang luas segala kekuasaan-Nya, yang
diharapkan setelah terbukanya tabir rahasia dalam hati, ada kontak dengan alam
semesta sehingga membuahkan hikmah dari berbagai hal yang terjadi, laksana
ketika melihat matahari terbit yang membiaskan segala harapan untuk dekat
kepada-Nya.
Dalam penjelasan 7 RAHASIA KUNFAYAKUN, sudah tentu banyak kekurangannya. Dengan rendah hati, penulis memohon saran dan kritikan dari pembaca. Wallahu’alam.
0 comments: