25 August 2019

Sebenarnya Aku Tak Mau Menangis

Sebenarnya Aku Tak Mau Menangis


Aku merasa aneh dengan diriku sendiri, mengapa ketika melihat orang lain bahagia dan memiliki sesuatu hatiku bersedih,  aku sadar dengan keadaanku yang belum waktunya untuk memiliki dan aku faham dengan orang yang aku lihat memang ia semestinya sudah harus memiliki tetapi mengapa dalam hatiku ada perasaan marah dan harus pula memiliki seperti orang itu.

Aku sangat tersiksa dengan adanya perasaan itu sedih dan menderita, karena sangat sulit menemukan solusinya akhirnya aku marah pada diriku sendiri, menyalahkan nasib dan keadaan bahkan marah pada orang-orang yang dekat, aku sering mengurung diri dalam kamar dengan alasan yang tidak jelas aku menangis padahal sebenarnya aku tak mau menangis.
 Fulan! sesungguhnya orang yang memiliki perasaan seperti itu sangatlah banyak tetapi mereka bisa mengendalikan diri menjaga perasaan dan sabar dalam menjalani hidup ini. Semua orang mempunyai keinginan lebih yaitu, ingin lebih banyak, lebih tinggi, lebih indah, lebih depan, lebih sempurna dll. Tetapi Tuhan telah menadirkan bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna karena kesempurnaan hanya ada di Akhirat nanti sebagai balasan bagi orang-orang yang bertakwa dan mengabdi kepada Allah swt.
dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan) (QS.Adh-Duhaa:4)
permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan sedangkan kehidupan akhirat beserta segala kesenangannya. Para akhli tasawuf  berkata orang yang menyempurnakan akhirat akan disempurnakan dunianya sedangkan orang yang menyempurnakan dunianya akan menemukan kekecewaan.
Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing dan kelebihanmu adalah yang membuatmu tetap bersyukur dan bertahan hidup hingga sekarang ini. Kebahagiaan itu ada waktunya dan kita harus menjemputnya dengan kesabaran dan ketawakalan.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar....
dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
(QS.at-Thalaq:2-3)
Orang yang taqwa, sabar dan tawakal akan mendapat anugerah besar dari Allah swt. sebagai jaminan atas ketaatannya sebagai hambaNya. Keyakinan pun menjadi jaminan kepadaNya atas janji Allah kepada hambaNya bahwa Dia tidak pernah mengingkari semua janjiNya.
Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."(QS.Ali-Imran: 194)
Pertanyaannya, apakah ada yang berani berkomitmen dengan Allah?
Allah swt. telah memerintah agar mereka ditanya sedangkan Dia sendiri..........
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.(QS.Al-Anbya:23)
Allah swt. akan melindungi orang-orang yang taat kepadaNya dari berbagai hal yang akan menjadikan hambaNya  susah dan sulit, mereka selalu akan dijadikan pemenang dalam setiap waktu dan kesempatan. Sungguh ia sangat dimanjakan dengan pahala-pahala yang besar karena ia telah dijadikan kekasihNya.
dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.(QS.Al-Ahzab:71)
Fulan, hidup ini seperti perlombaan siapa yang cepat ia yang dapat mereka yang tidak mendapat bantuan akan kalah sedangkan sebaik-baik bantuan adalah ketika ditolong oleh Allah swt. dan di mudahkan segala urusannya.
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,(QS.Al-Mulk: 2).
Sesungguhnya manusia itu bersifat lemah dan pemalas tetapi keinginannya sangat besar sementara sedikit sekali kesungguhannya yang akhirnya ia menjadi susah.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (QS.Al-Balad: 4)
Tanpa adanya usaha dan kesungguhan seseorang akan jatuh kepada lingkaran kesusahan dan kepayahan lalu siapa yang akan jadi penolong kalau bukan yang Maha penolong. Allah akan menciptakan kesenangan dan kemakmuran seandainya manusia mentaati semua perintahNya karena sesungguhnya perintahNya adalah berisi kebaikan untuk ummatNya.

24 August 2019


MENANGIS KARENA TAKUT KEPADA ALLAH SWT.


Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: Tidak akan masuk neraka  orang yang menangis karena takut kepada Allah, sehingga air susu kembali ke tetenya. Dan tidak akan berkumpul debu yang menempel pada seorang hamba waktu berjuang  di jalan Allah dengan asap neraka Jahanam.
(HR. Tirmidzi)
Dari Ibnu Abbas ra. ia telah berkata, Rasulullah saw. bersabda: Ada dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah,  dan mata yang berjaga di jalan Allah.
                                                                                                                    (HR. Tirmidzi)
Satu hal yang sangat sulit dimiliki oleh semua orang yaitu adanya rasa takut kepada Allah swt. padahal semua orang pernah diperingatkan dengan berbagai musibah dan kesulitan, tetapi rasa takut tetap tidak ada, tidak seperti adanya rasa takut ketika  menghadapi kemiskinan atau takut menghadapi kematian. Saking takutnya menghadapi kemiskinan banyak orang yang rela kurang makan kurang tidur atau kurang istirahat, malam jadi siang atau siang jadi malam, berangkat subuh pulang  malam. Atau saking takutnya kematian orang sanggup mengeluarkan uang yang besar agar terhindar dari berbagai penyakit.
Rasulullah saw. bersabda: Dua macam yang dibenci oleh anak Adam. Anak Adam membenci mati padahal mati lebih baik baginya dari pada banyak fitnah. Dan sedikit harta, sedangkan sedikit harta lebih menyedikitkan hisab.
(HR. Ahmad dari Mahmud bin Labaid)
Rasa takut kepada Allah swt. akan hilang tatkala hati tertutup oleh cinta dunia. Cinta dunia merupakan tipuan syetan agar manusia jatuh ke jurang neraka. Orang yang sudah tertipu dengan dunia akan berfikir bahwa uang adalah segalanya. Mereka merasa tanpa ada uang tidak bisa apa-apa, uang yang menjadi harga diri, uang yang menjadi derajat, dan uang yang menjadi kekuasaan.
Dari Anas ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: Pada hari kiamat dihadirkan orang yang paling senang sewaktu di dunia. Ia termasuk calon penghuni neraka. Kemudian ia dimasukkan sebentar ke dalam neraka, dan di tanya: “Wahai anak Adam apakah kamu merasakan kesenangan, dan apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?” Ia menjawab: “Demi Allah tidak ada, wahai Tuhanku.” Lalu di datangkan juga orang yang paling menderita sewaktu hidup di dunia. Ia termasuk calon penghuni surga, kemudian ia dimasukkan sebentar ke dalam surga dan ditanya: “wahai anak Adam, apakah kamu merasakan adanya kesedihan, dan apakah kamu merasakan penderitaan?” Ia menjawab: “Demi Allah, saya tidak merasakan adanya penderitaan sedikitpun, juga tidak merasakan adanya kesedihan.”
(HR. Bukhari)
Takut miskin dan takut mati  mengakibatkan keras hati, sedangkan takut kepada Allah swt. menjadikan lembut hati dan mudah menangis. Dalam menangisi akhirat, ada kebahagiaan, tetapi dalam menangisi dunia terdapat duka cita dan penderitaan.
Kita jarang sekali menemukan orang yang sedang menangis karena takut kepada Allah, tetapi kita sangat sering menemukan orang yang menangis karena urusan dunia.
dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
(QS. Al-An’am : 32)
Kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat. Orang yang memahami akhirat akan selalu mengutamakannya, sedangkan yang tidak paham akan mengabaikannya.
Orang yang takut kepada Allah swt. akan mendapatkan kebahagian dan kemuliaan di dunia dan akhirat sedangkan orang yang tidak takut akan mendapatkan kehinaan dan ketakutan yang besar
            ....... orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.
(QS. Al-Baqarah : 212)
Rezeki yang tidak ada batasnya adalah surgaNya dan kehinaan yang tidak ada batasnya adalah nerakaNya, karena sesungguhnya di dunia ini tidak ada kebahagiaan yang kekal dan tiada penderitaan yang abadi.
 Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
(QS. Ali-Imran : 145)
Pepatah mengatakan “Bila kita menanam padi sudah tentu rumput pun tumbuh, tetapi bila kita menanam rumput belum tentu padi akan tumbuh.”
Orang yang mencari rezeki dengan disertai rasa takut kepada Allah akan di selamatkan dari dosa sedangkan yang hilang rasa takutnya akan menghalalkan segala cara dan akan jatuh ke lembah dosa.
Orang yang takut kepada Allah akan memelhara shalatnya, sebaliknya orang tidak takut akan melalaikanya.
dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
(QS. Thaha : 132)
Keluarga yang menjamin shalatnya, akan dijamin pula rezekinya dengan syarat dia sabar dalam melaksanakannya. Melaksanakan shalat dengan istiqamah adalah hal yang sangat dicintai oleh Allah swt. bila Dia telah mencintai hambaNya apa pun yang menjadi kebutuhan tentu akan ditunaikanNya. Contohnya mengapa kepala keluarga bertanggung jawab pada keluarganya? Tentu saja  karena ia sangat mencintainya, demikian pula dengan Allah swt. yang mencintai orang yang yang memelihara shalatnya.
Jaminan Allah tidak sekedar jaminan masalah rezeki sewaktu hidup di dunia saja, tetapi yang paling utama jaminan rezeki yang abadi yang ada dalam surgaNya.
Sebenarnya masalah ini bukanlah hal yang baru, dari dahulu hingga sekarang banyak para ulama yang telah menerangkan tetapi sedikit sekali yang membuktikannya. Adapun yang ingin membuktikan banyak dari mereka yang tidak sabar dan putus asa dengan adanya ujian yang diberikan untuk menguji apakah dia serius atau tidak.
Rasulullah saw. sangat takut kepada Allah swt. lebih takut dari siapa pun, ketika beliau sedang bermain dengan anak-anaknya kemudian mendengar adzan maka wajah beliau mendadak berubah dan seperti tidak kenal kepada keluarganya dan cepat-cepat pergi ke masjid untuk berjamaah shalat.
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.
(QS. Ibrahim : 40)

23 August 2019


MENGOBATI LUKA HATI


Luka hati sangatlah berbeda dengan luka badan, sakit hati berbeda pula dengan sakit badan. Orang yang luka hatinya akan berimbas kepada badannya, sementara yang luka badanya belum tentu berimbas pada hatinya.
Orang yang mati karena sakit hatinya lebih banyak dibandingkan dengan orang yang sakit badannya. Banyak para medis yang bisa mengobati penyakit badan sementara sedikit sekali yang bisa mengobati luka yang ada dalam hati. Faktapun membuktikan bahwa lebih banyak orang yang mengidap penyakit hati daripada penyakit badan tapi jarang sekali yang mendapatkan solusinya.
Sesungguhna di dalam jasad ada daging sekepal, bila daging sekepal itu baik, baik pula jasadnya. Dan bila daging sekepal itu rusak, rusak pula jasadnya,“Ingatlah bahwa itu adalah hati.”
(Hadist:Bukhari)
Banyak orang yang tidak peduli pada keadaan hatinya sendiri, padahal hati adalah sentral seluruh anggota jasadnya. Janganlah sampai segala kesibukan jasmani menutupi keadaan hati yang memerlukan perhatian secara khusus.
Kesibukan jasmani diumpamakan laut yang ombaknya besar, ketika melihatnya kita sangat takut yang akhirnya lupa dengan laut itu sendiri.
              Dalam waktu 24 jam  jasad kita sangat sibuk melakukan aktivitas, ibarat lautan yang ombaknya besar, “maka diamkanlah laut itu agar menjadi tenang. Setelah tenang, menyelamlah! maka akan terlihat dengan jelas ada apa di dalamnya. Banyak sekali orang di luar agama kita yang bertapa atau semedi untuk mencari ketenangan jiwa padahal orang muslim mempunyai waktu istimewa yang telah ditentukan oleh Allah swt. yaitu di sepertiga malam, maka di situlah seorang hamba  tahajjud berserah diri dan berdzikir kemudian mengakui segala kelemahan dan segala keterbatasan di hadapan Allah swt. agar segala masalah menjadi ringan dengan pertolonganNya, katakanlah:
Tidak ada daya dan upaya, tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Agung.”
Menangislah saat itu! karena air mata pada waktu itu sangat berharga dari apa pun karena Allah swt. sangat menyukainya.
Kepasrahan dan dzikir adalah obat yang sangat efektif untuk menyembuhkan hati yang luka, galau, dan gundah gulana. Mendekatlah kepada Allah dengan penuh kerendahan serta hina dina dihadapanNya.
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
(QS. Ar-Rad : 28)
Janganlah salah obat dalam menyembuhkan suatu penyakit. Ibarat mengobati sakit perut dengan obat sakit kepala, tentu saja tidak akan sembuh. Obat hati bukanlah uang, intan  permata, rumah mewah, mobil mewah, atau jabatan tinggi, karena ia bukan sebangsa kasar, tetapi ia sebangsa halus yang obatnya halus pula. Para ulama berkata : Orang yang sukses adalah yang telah tenang hatinya, untuk menenangkan hati membutuhkan modal yang besar yaitu keikhlasan dan kepasrahan kepada Allah swt..
Tidaklah duduk suatu kaum sambil berdzikir kepada Allah, kecuali para malaikat akan mengerumuni mereka, dan mereka akan dinaungi rahmat, dan akan diturunkanya ke atas mereka ketenangan jiwa, dan Allah swt. membangga-banggakan mereka di depan majelisNya.
(HR. Ibnu Abi Syibah, Ahmad, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi)
Suatu tanda hati seseorang telah sehat, ia suka melihat kebaikan dan melakukan kebaikan. Dia juga akan merasa bahagia tatkala melihat orang lain berbahagia. Sementara orang yang ada penyakit dalam hatinya, ia akan merasa iri dan marah tatkala orang lain mendapat kebahagiaan serta berputus asa pada dirinya.
Di samping sebagai obat resah dan gelisah, dzikir mempunyai pahala yang sangat besar di sisi Allah swt..
Dari Abdullah bin Abbas ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Jika seseorang dari kamu tidak mampu beramal pada malam hari, tidak dapat membelanjakan hartanya di jalan Allah karena bakhil, dan tidak dapat berjuang di jalan Allah karena penakut, maka hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah.”
(HR. Thabrani, Baihaqi, dan al Bazar)
Dengan demikian dzikir merupakan kunci kebahagiaan dari dunia sampai akhirat. Orang yang banyak dzikir akan sejahtera hidupnya, tentram hatinya, stabil mentalnya, sehat badannya, serta tentram hidupnya karena terkontrol oleh hatinya itu. Mereka ada dalam perlindungan Allah seperti masuk ke dalam bentengNya.
Mendampingi Rasulullah saw. bukanlah perkara mudah karena setiap Nabi telah dibekali dengan mukjizat, tetapi para sahabat telah diberi kekuatan oleh Allah karena mereka selalu berdzikir kepadaNya. Demikian pula dengan orang yang beriman, mereka lebih berani menghadapi hidup dan segala masalahnya, karena mereka selalu ditolong oleh Allah swt. karena kedekatannya dengan Dia.
karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
(QS. Al-Baqarah : 152)
Orang yang banyak berdzikir kepada Allah serta banyak membaca Al-Qur’an, akan banyak merasakan limpahan rahmat dan ampunan dari Allah swt., sebaliknya orang yang melupakan Allah dan jauh dari Al-Qur’an akan dilupakanNya pula.
Orang yang banyak mengingat Allah adalah kekasihNya, maka layak mendapat pertolonganNya. Dan mereka yang tidak mengingatNya (melupakanNya) bukan siapa-siapaNya Allah, maka jangan harap mendapat perhatianNya.
Resep penyakit jasad ada di dokter sedangkan resep penyakit hati ada pada Allah (Al-Qur’an).
Ketika Rasulullah saw. menjenguk seorang sahabat yang sedang sakit beliau bertanya: Apakah kamu yakin akan sembuh? Sahabat itu menjawab, saya yakin akan sembuh, dan sembuhlah sahabat itu.
(Al-Hadist)

16 August 2019

TAK ADA WAKTU UNTUK MENANGIS

TAK ADA WAKTU UNTUK MENANGIS




                       Tak ada waktu untuk menangis
Hai waktu! mengapa kau tidak mendukungku pada saat itu agar semua impianku tercapai?
Mengapa kau berlalu begitu cepat dan meninggalkan aku? Sementara aku begitu banyak berharap semua keinginan bisa tercapai, seandainya aku dapat memutar agar engkau kembali dan aku dapat meraih semua cita-cita...? tetapi semua itu tidak mungkin terjadi! Semua telah terlambat yang ada hanyalah rasa kecewa dengan nasibku sendiri.
Tetapi apakah pantas aku menyesalinya? sampai kapankah?” Ibarat nasi telah menjadi bubur dan tak bisa diracik lagi” (semua telah terlambat dan tak bisa kembali lagi). 
Wahai Fulan! nasibmu  bukan ditangan orang lain tetapi ada ditanganmu sendiri dan kamulah yang akan merubahnya.  
Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS.Ar-Ra’d: 11)
Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.
Janganlah seperti kaum Tsamud yang telah mendapat azab dari Allah swt.mereka menyalahkan nabi Shaleh as.karena kemalangan nasib mereka.
Mereka menjawab: "Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu". Shaleh berkata: "Nasibmu ada pada sisi Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang diuji".(QS.An-Naml:47)
Tidak ada seorangpun yang bisa dipersalahkan, menyalahkan orang lain adalah sikap yang tidak adil dan akan menambah masalah lebih dalam lagi yang akan mempersulit diri sendiri dihadapan Allah yang Maha Adil. Yang harus segera dilakukan adalah berbenah diri kemudian membuat suatu rencana yang matang.Tak ada waktu untuk menangis, dan tak ada waktu untuk menyalahkan diri sendiri, semua telah lewat, yang ada adalah pengalaman yang sangat berharga yang tak mungkin ditemukan orang lain.
Mulailah menata diri, lakukan percobaan-percobaan yang akan membawa keberuntungan untuk masa depan. Bertanyalah kepada orang yang telah akhli dibidangnya mereka sangat suka dengan orang yang ingin maju, bertanyalah apa saja yang kamu butuhkan jangan malu dan sungkan karena penghalang untuk maju itu adalah malu (gengsi) bertanya.

15 August 2019

YANG PATAH BUKAN HATI TAPI HARAPAN

YANG PATAH BUKAN HATI TAPI HARAPAN




Waktu adalah obat yang sangat mujarab untuk menyembuhkan luka. Banyak orang yang mengalami sakit hati, tetapi dengan berjalannya waktu lambat laun bisa sembuh seperti sediakala. Walaupun ada yang tidak bisa sembuh tetapi jumlahnya sangat relatif. Itulah pertolongan Allah kepada semua hambaNya, yang ketika ditolong sangat jarang kita sujud syukur dengan segala nikmatNya yang telah diberikan.
Lain cerita dengan patah harapan, mereka yang mengalaminya sangat sulit menemukan jalan keluar. Mereka yang patah harapan hanya menunggu pertolongan dari Allah swt..
dan jika mereka ditimpa malapetaka Dia menjadi putus asa lagi putus harapan.
(QS. Fushilat : 49)
Sesungguhnya manusia itu mudah kecewa dengan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya. Apabila ada tantangan ia kesal, apabila terlambat ia marah-marah, apabila ditangguhkan tidak sabar, apalagi tidak mendapatkan keinginannya ia putus harapan. Padahal sesuatu yang ia inginkan belum tentu pula baik bagi dirinya. Maka disitulah letak kegagalan kebanyakan orang, yang ketika menemukan kegagalan tidak mau mencoba kembali.
Fulan, hidup ini bukan mainan yang serba mudah, Allah swt. menginginkan yang terbaik bagi hambaNya dari semua yang diusahakannya.
Apa jadinya kalau hidup ini asal-asalan? apakah ada dari yang diciptakanNya asal jadi?
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?
(QS. Al-Mu’minun :115)
Allah swt. hanya menguji bukan untuk menzalimi, dan ujian itu untuk kebaikan hambaNya agar ia lebih dewasa dan dijadikan kekasihNya untuk dimasukkan ke dalam surgaNya.
Janganlah menggantungkan harapan kepada selain Allah, jangan patahkan semua harapan kepadaNya, berharaplah hanya kepadaNya.
Jangan melemahkan kekuasaan Allah dengan menyangka doamu tidak akan diqabul.
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(QS. Asy-Syarh : 8)
Dalam sebuah hadist yang mulia diterangkan:
Dari Abu Dzar ra. ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda : Siapa saja yang mendekat  kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Siapa yang mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Siapa yang mendekat kepadaKu berjalan, maka Aku mendekat kepadanya dengan berlari. Siapa saja yang menghadap kepadaKu dengan membawa dosa seisi bumi banyaknya, sedangkan ia tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku akan menerimanya dengan ampunan sebanyak isi bumi juga.”
 (HR. Muslim)
Perhatikanlah bagaimana luasnya rahmat Allah dan kasih sayangNya!
Fulan, janganlah berprasangka buruk terhadap nasibmu sendiri, karena itu adalah perbuatan yang keji, kasihanilah dirimu, lindungi ia, dan sayangilah ia.
Allah swt. telah membentangkan rahmatNya mulai dari penciptaanmu dahulu hingga ke surga nanti, yang melebihi bentangan garis khatulistiwa. Oleh karena itu janganlah ia diputus dengan harapan yang sangat sederhana dan sempit yang ketika menginginkan sesuatu tidak tercapai lalu mengorbankan yang sangat besar dan luas.
Telah banyak orang yang jatuh tersungkur hingga tidak bisa bangkit lagi, karena mereka tidak punya harapan lagi untuk hidup, tetapi banyak pula orang yang berhasil menata hidupnya kembali, padahal mereka hampir binasa karena ulah mereka sendiri.
Bangkitlah fulan, lihatlah pohon yang berbunga, ia tidak berpikir jadi buah atau tidak. Tetapi dengan berbunga ia telah menyemarakkan musim yang penuh keindahan lalu dipetik  seorang jejaka dan disematkan di rambut seorang gadis yang masih polos dengan harapan ada harapan. Hidup memang ada konsekuensinya, tetapi bila tidak dijalani malah kita akan tenggelam ditelan bumi lalu dilupakan dan tidak dikenang lagi.
Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya.
  (QS. Ar-Ruum : 24)
Ketika Allah memberi kesempatan jangalah takut untuk memulai, melangkahlah! sesungguhnya di depan ada harapan hidup yang jauh lebih baik, laksana bumi yang sudah mati disirami hujan dan subur kembali.
Fulan, yakinlah kemarin kamu kandas, tapi sekarang kamu akan landas, kemarin kamu terbuang tapi sekarang kamu akan terbang, kemarin  kamu tersungkur  tapi sekarang akan bersyukur, kemarin kamu hanyut tetapi sekarang kamu akan menghanyutkan, kemarin kamu hancur tapi sekarang kamu akan seperti mencusuar. Bukankah dalam hidup itu ada dua yang selalu berlawanan? ada hujan ada panas, ada siang ada malam, ada langit ada bumi, ada pria ada wanita, ada untung ada rugi, ada jatuh dan ada bangun, dst.
Harapan ibarat sebuah kapal yang akan membawa sebuah keinginan, bila kapalnya karam maka keinginanpun akan musnah tetapi bila harapan  itu tetap ada maka kapal harapanpun akan menuju kesebuah keberhasilan.
 Dalam sebuah nasihat Lukmanul Hakim kepada anaknya beliau berkata: Anakku sesungguhnya dunia ini ibarat lautan yang sangat dalam sudah banyak sekali yang tenggelam kedalamnya, maka jadikanlah takwa sebagai kapalnya dan tawakal sebagai layarnya mudah-mudahan kamu selamat sampai tujuan.
Dekat dengan Allah dan selalu yakin dengan semua yang dijanjikanNya adalah kunci untuk meraih semua yang diinginkan, sementara tawakal merupakan pengendali hidup mau kemana kita menuju.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.
dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
(QS.At- Thalak:2-3)
Berkarya dengan penuh harapan adalah kebahagiaan, beramal dengan keyakinan adalah ketemtraman jiwa, melakukan sesuatu dengan tulus ikhlas adalah akhlak mulia, tawakal adalah kekayaan, mesyukuri pemberian adalah berkah,  rido dengan ketentuan Tuhan adalah kesempurnaan, sedangkan istikomah adalah keagungan budi pekerti.

[*]
JANGAN MENANGISI NASIB

JANGAN MENANGISI NASIB



Allah swt. penciptakan semua makhluk, Dia yang menentukan segala hal yang bersangkutan dengannya, mulai dari umur, rezeki, jodoh, ajal, bahkan masuk surga atau neraka. Oleh karena itu semua makhluk wajib mentaati dan menjalankan semua perintahNya. Semua yang terjadi di alam semesta dan yang hadir dalam hidup ini memang telah tercatat dalam sebuah kitab yang nyata.
dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam kitab yang nyata (lauh mahfuzh)
 (QS. Saba : 3)
Semua yang terjadi pasti terjadi, atau yang tidak mesti terjadi memang tidak akan terjadi. Yang mengatur hidup dan takdir bukanlah makhlukNya tetapi yang menciptakanNya. Semua yang kita terima bukanlah untuk orang lain, takdir tidak akan salah alamat, baik kebahagiaan atau kesusahan. Tidak ada takdir titipan atau kesusahan dan kebahagiaan yang diciptakan oleh orang lain, semua yang diberikan oleh Allah adalah hasil dari amalnya sendiri. Demikian pula takdir untuk orang lain, semua sudah dipersiapkan pula sesuai dengan bagiannya. Adapun seseorang yang membuat orang lain jadi susah akan mendapatkan kesusahan pula sebagai akibat dari ulahnya, sebaliknya orang yang berbuat kebaikan akan mendapat buah manis sebagai akibat dari amalnya itu.
Hidup adalah anugerah dari Allah yang Maha sayang dan Maha kasih. Orang yang beriman sangat yakin bahwa yang ditentukan oleh Allah swt. adalah yang terbaik untuknya.
karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
(QS. Ali Imran : 148)

Kabanyakan dari manusia tidak mengerti dengan maksud Allah yang Maha mulia, ketika diberi ujian mereka tidak sabar dan putus asa, bersedih dan menangis, padahal yang diberikannya itu kebaikan untuk hambaNya. Sebagai contoh, seorang bayi yang masih merah tidak akan diberi dendeng daging sapi oleh ibunya, karena belum waktunya, seandainya  diberi tentu anak itu akan muntah dan sakit.
Sesungguhnya Allah swt. Maha bijaksana kepada hamba yang dikasihiNya. Dia tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan yang membuat hambaNya jadi celaka. Berdoalah, karena sesungguhnya ketika diberi ujian merupakan saat yang tepat untuk lebih banyak mendekat kepadaNya.
Sesungguhnya Allah Maha pemurah, tidak ada doa yang tidak dikabulkan, semua doa dikabulkan oleh Allah swt. tetapi ada hal-hal yang harus diperhatikan.
Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
(QS. Al-Baqarah : 186)

Banyak orang yang ingin dipenuhi permintaannya, sementara mereka tidak memenuhi perintahNya. Dan banyak yang ingin dikabulkan doanya tetapi mereka ragu bahwa Allah akan memberinya.  Kedekatan seorang hamba kepada Allah swt. akan menambah ketenangan dan kesetabilan mental, dan Allah pun akan membimbing ke jalanNya.
dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
(QS. Al-Ankabut : 69)

 Suatu saat Allah swt. akan membuka jalanNya dan setelah menapakinya, janganlah ragu untuk mengayunkan langkah, karena bila kaki melangkah maka jalan akan terbuka dengan pertolonganNya. Pertolongan akan segera terbuka untuk orang yang tawakal dalam memperjuangkannya. Janganlah dulu menghitung hasil, tetapi hitunglah langkah, sudah berapa jauhkah yang telah ditempuh ? Janganlah menoleh kebelakang karena kegagalan telah dilewati. Jangan menangisi  nasib? Orang lain saja tidak ada yang perduli dan menangisimu, bangkitlah fulan! nanti syetan merasa bahagia dan menertawakan, janganlah larut dalam kesedihan nanti kesempatanmu diambil orang.
‘Nona luka telah diceraikan, teman galau telah dibubarkan, tante ragu telah hilang, abang sesal dan putus asa telah ditinggalkan. “Ucapkanlah: selamat tinggal masa lalu yang penuh kekecewaan. Aku tidak mengenalmu lagi karena aku telah sampai di tujuan yang pasti yaitu, kampung masa depan
Mudah-mudahan pertolongan Allah akan datang setelah sampai di satu keputusan, “Aku adalah hamba Allah Tuhan yang Maha kasih dan Maha sayang.” Sesungguhnya Dia tidak pernah mengecewakan hambanya.
"Kapankah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat   (QS. Al-Baqarah : 214)


[*}
MENANGIS KARENA PUTUS ASA

MENANGIS KARENA PUTUS ASA



Orang yang menangis karena putus asa sangat dibenci oleh Allah swt. karena putus asa bukanlah sikap seorang muslim.
 Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir
(QS. Yusuf : 87)
Orang mukmin adalah orang yang kuat, tabah, dan tegar, serta sanggup menghadapi situasi dan kondisi apapun. Mereka adalah pilihan Allah yang selalu siap menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. Segala sesuatu yang sulit dijadikannya sebagai pelajaran yang berharga dan dijadikan sebagai kunci jawaban untuk masalah-masalah baru yang akan datang. “ Hidup adalah belajar, tidak ada seorangpun yang sudah paham dan pintar dalam masalah hidup.”
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.....
(QS. Al-Mulk : 2)
Derajat serta kemuliaan akan disandang setelah menyelesaikan tahapan-tahapan ujian yang diterima. Ujian tergantung kadar keimanan seseorang. Bila imannya kuat, kuat pula ujiannya, bila imannya rendah, rendah pula ujiannya. “ Jadilah yang terbaik di antara yang diuji, bawalah penghargaan itu dan duduklah di kursi kehormatan sebagai kekasih Allah.”
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(QS. Yunus : 62)
Banyak orang yang tidak paham, ia akan putus asa serta menangis ketika diuji, padahal Allah akan memberikan derajat yang tinggi serta kemuliaan dari sisi-Nya. Ujian setiap orang berbeda-beda, bisa saja dalam bentuk penyakit, kerugian, kehilangan, fitnah, harta, tha’at, nikmat, maksiat, wanita, jabatan, dll.
Orang yang mengerti ujian akan menerima dan merahasiakannya dari makhluk karena ia sedang berhadapan dengan tugas dari yang Maha mulia.
Nabi Yusuf as. didera dengan berbagai ujian, mulai dari semua saudaranya membencinya kecuali Bunyamin, dibuang ke hutan, dimasukan ke sumur tua, kemudian dijual dijadikan budak, difitnah telah melakukan zina dengan wanita bangsawan, lalu dipenjara dalam waktu yang lama. Tetapi dia tidak putus asa dan tidak menangis, dia selesaikan seluruh rangkain ujian yang diberikan Allah dengan mulus, maka Yusuf berdoa :
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.
(QS. Yusuf : 101)
Allah swt. membalas semua ujian yang diberikan kepada nabi Yusuf as. dengan menganugerahkan kerajaan yang besar sebagai penghormatan atas ketabahan, kesabaran, keimanan, serta keikhlasannya ketika menerima berbagai ujian.
“Besarnya pahala yang diterima tergantung seberapa kuat ujian yang diberikan,” oleh karena itu jangan buruk sangka kepada Allah swt. justru harus berbaik sangka karena Allah sedang menumpahkan kasih sayangnya kepada seorang hamba yang sedang dikasihiNya. Orang yang diuji adalah orang yang dipersiapkan untuk menerima kursi kehormatan, bisa saja ujian itu berupa kegagalan, kesengsaraan, atau penyakit.

Nabi Ayyub as. diuji dengan penyakit kulit yang sangat ganas, sehingga orang-orang yang ada di sampingnya bahkan istrinya sendiri meninggalkannya tetapi dia tetap tabah dan kuat tak bergeming. Ujian penyakit yang dideritanya dijadikan sebagai media untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt...
Ayyub, ketika berdoa kepada Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha penyayang di antara semua penyayang".
(QS. Al-Anbiya : 83)
Nabi Ayyub as. terus berbaik sangka kepada Allah dan inilah yang membuka lebih luas lagi pintu rahmat-Nya. Setelah terkumpulkan pahala sebanyak-banyaknya maka Allah swt. berfirman :
Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
(QS. Al-Anbiya : 84)
Allah swt. memperkenankan doanya dan memerintahkan agar dia menghentakkan kakinya ke bumi. Nabi Ayyub mentaati perintah itu maka keluarlah air dari bekas kakinya atas petunjuk Allah, nabi Ayyub pun mandi dan minum dari air itu, sehingga sembuhlah dia dari penyakitnya.
Pada suatu ketika nabi Ayyub teringat akan sumpahnya, bahwa dia akan memukul istrinya bilamana sakitnya sembuh disebabkan istrinya pernah lalai mengurusinya sewaktu dia masih sakit. Akan tetapi timbul dalam hatinya rasa iba dan sayang sehingga dia tidak dapat memenuhi sumpahnya. Oleh sebab itu turunlah perintah Allah swt. :
dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)
  (QS. Sad : 44)

Dari Abu Huraiarah ra. ia berkata : Rasulullah saw, bersabda : Andai saja orang kafir mengetahui rahmat yang dikaruniakan dari Allah pasti tidak ada seorangpun yang berputus asa dari rahmat-Nya.
 (HR. Muslim)
Perbedaan orang mukmin dan orang kafir di antaranya mudah putus asa dan penakut. Adapun orang mukmin memiliki kesabaran, ketabahan, dan berani dalam menegakan kebenaran serta berani menghadapi hidup.
Orang yang mudah putus asa adalah mereka yang mudah melupakan peringatan, suka nekad, sedikit berpikir, tergesa-gesa dalam bertindak, menganggap enteng setiap masalah, dan mudah membuat janji.
Orang yang mudah putus asa akan mudah pula terjebak dalam kesenangan, hura-hura, dan cepat terbawa dengan suasana lingkungan serta keadaan yang tak pasti (yang penting mereka happy), dengan tidak memperhitungkan untung atau ruginya (asalkan nikmat walaupun sesaat). Tetapi ketika berhadapan dengan hukum negara atau hukum lingkungan, ia marah-marah dan menyalahkan orang lain, ia merasa dirinya benar dan pihak yang dirugikan yang akhirnya berputus asa.
Orang yang putus asa seperti orang mati, laksana jasad tak bernyawa, semangat hidupnya hilang, merasa dirinya tidak berarti. Nikmat yang dia terima seakan-akan debu yang telah tersapu angin, semua orang serasa membencinya. Tetapi bila mendapat kesenangan lupa diri dan sombong, semua yang didapat seperti hasil kepintaran dirinya sendiri dan bukan pemberian dari Allah swt..
Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa
(QS. Al-Isra : 83)
Orang yang putus asa selalu berpikir negatif, ia menyangka Allah swt. tidak memperdulikannya, ia jatuh ke dalam prasangka jahat, ia anggap semua orang adalah lawan bukan kawan, semua adalah saingan yang harus dikalahkan. Karena dirinya merasa bahwa setiap orang adalah lawan maka ia tak segan-segan melakukan kejahatan, ia merasa puas hatinya bila menyaksikan orang lain rugi, dsb. Dan inilah kerugian yang menyesatkan bagi dirinya.   
Ibrahim berkata : Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat
(QS. Al-Hijr : 56)
Selain itu orang yang mudah putus asa mempunyai sifat yang rapuh mudah berubah dengan keadaan, cenderung ingin serba enak tanpa ada usaha. Tidak ada rasa syukur ketika mendapat nikmat karena yang jadi sumber kebahagiaannya adalah segala yang dia dapatkan (barangnya), dan bukan yang memberinya (Allah). Ketika mendapat kerugian dan kesusahan dia marah-marah serta bersumpah serapah padahal yang dia rasakan akibat dari ulahnya sendiri.
Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.
(QS. Ar-Rum : 36)
 Orang yang mudah putus asa menganggap hidup adalah miliknya, bukan anugerah dari Allah swt.. Dia berharap mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari kehidupan yang dirasakannya. Dia bekerja keras siang dan malam tanpa menghiraukan waktu dan kesehatan badannya, hidupnya cenderung tidak teratur. Banyak harta adalah impian hidupnya, rumah megah adalah istana kerajaannya, disegani orang adalah kebesarannya. Padahal itu hanya fatamorgana karena semua takdir hanya di tangan Allah swt., Tuhan yang mempunyai semua kehendak. Manusia hanya berencana Tuhanlah yang menentukan.
 Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.
Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata: "Ini adalah hakku,...”
(QS. Fusilat : 49-50)
Dengan datangnya rasa putus asa untuk mendapatkan semua keinginannya, maka putus pula segala harapannya kepada Allah padahal semua yang diberikan kepada hamba-Nya adalah hak Allah dan bukan hak makhluk-Nya. Semua makhluk hanya mentaati perintah-Nya, menerima takdir dan keputusan-Nya.
Putus asa adalah jalan sesat menuju jurang neraka yang penghuninya orang-orang kafir dan syetan yang terkutuk. Yakinlah bahwa rahmat Allah selalu tercurah kepada orang yang beriman, Allah telah meyakinkan hamba-Nya yang takwa untuk masuk surga. Sementara hamba-Nya banyak yang ragu dengan janji-Nya, padahal nikmat yang diberikan-Nya telah banyak mereka rasakan, jiwa mereka seperti yang kering  dan gersang menunggu hujan datang agar tanah yang mati kembali subur untuk ditanam.
Dan Dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. dan Dialah yang Maha pelindung lagi Maha terpuji.
(QS. Asy-Syura : 28)
Orang yang putus asa yang tidak tersirami hujan rahmat akan mencari musim yang diarahkan oleh syetan untuk mencari penolong dari bangsanya, lalu dijerumuskan ke lembah kehinaan sesuai dengan janjinya dahulu di hadapan Allah ketika dia dikutuk dan diusir dari surga. Kemudian syetan minta ditangguhkan kematiannya sampai hari pembalasan. Oleh karena itu Allah memberi pengetahuan kepada hamba-hamba-Nya untuk tidak mendekatinya, karena akan menyesal dan putus asa sampai ke dalam kubur.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.
(QS. Al-Mumtahanah : 13)
Oleh karena itu dengarlah seruan dari yang Maha mulia, seruan yang akan membukakan pintu kegelapan yang dihuni oleh bangsa syetan menuju ke dalam cahaya nikmat keabadian.
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha pengampun lagi Maha penyayang.”                                      
 (QS. Az-Zumar : 53)
Dan lihatlah di dalam neraka dunia (lapas), kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang tidak sabar dan tidak bisa menahan diri yang akhirnya mereka jatuh ke jurang kehinaan dan keputusasaan. Dan apabila mereka tidak bertaubat kepada Allah swt. maka neraka akhirat yang lebih dahsyat telah menunggu.
Yang lebih celaka lagi orang yang telah putus asa, ketika ia mengambil jalan pintas untuk mencari kehidupan dunia agar cepat tercapai dengan instan, mereka tidak peduli menukar iman dengan harta, menukar nikmat abadi dengan nikmat sesaat yang penting segala keinginannya terpenuhi walaupun harus memuja bangsa jin (syetan).
Maka bagaimanakah murka Allah swt. kepada mereka ?
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa : 48)
Mengapa orang yang musyrik tidak akan mendapat ampunan sedikitpun ? Karena orang musyrik telah menghina Allah dengan menjadikan makhluk-Nya sebagai tandingan-Nya atau menyangka Tuhan ada dua atau ada tiga. Padahal segala yang ada di langit dan di bumi semua adalah ciptaan-Nya. Sesungguhnya Dia tidak membutuhkan apa pun dan siapa pun, semua makhluklah yang butuh kepada-Nya. Maha suci Allah swt. dari yang mereka sangkakan.
Oleh karena itu waspadalah! janganlah masuk kedalam jerat dan perangkap syetan, yaitu putus asa. Bila asa kita putus, maka secara otomatis tali jerat syetan akan menguat dan siap membelenggu jiwa dan raga manusia kemudia melemparkannya kedalam jurang kehancuran.[*]